tirto.id - Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi mengatakan, akan merenovasi 38 terminal bus pada 2020.
Rencana ini, kata dia, sesuai instruksi dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi agar segera merevitalisasi terminal-terminal yang ada hingga kualitasnya menyerupai bandara.
"Saya minta tahun depan terminal harus sudah sama dengan bandara," ucap Budi menirukan Menhub Budi Karya kepada wartawan usai diskusi bertajuk 'Evaluasi Mudik 2019' di Kementerian Sekretariat Negara, Rabu (19/8/2019).
Menurut Budi, renovasi setiap terminal memerlukan dana sekitar Rp30 miliar sampai Rp40 miliar bergantung kebutuhan renovasinya.
"Rata-rata kalau kita mau membangun kembali atau renovasi itu besar. Antara Rp30 miliar-Rp40 miliar per terminal. Bervariasi jadinya bergantung kondisi terminal," ucap Budi.
Saat ini Budi menjelaskan ia pun tengah memulai dengan mencari sumber pendanaan yang dapat digunakan untuk pembangunan, termasuk menyampaikannya kepada Kementerian Keuangan.
Rencananya, kata dia, anggaran Kemenhub akan diusulkan agar ditambah untuk mengakomodir pembangunan ini.
Sumber pendanaan, kata dia, pakai dua skema yaitu menggunakan APBN dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Bagi yang menggunakan APBN, terbagi menjadi sejumlah beberapa wilayah sebagai berikut:
1. Jawa Barat (Cicaheum di Bandung, Leuwipanjang di Bandung, Guntur Melati di Garut, Ciakar di Sumedang, dan Subang)
2. Jawa Tengah (Purwokerto, Kebumen, Ir. Soekarno di Klaten, Purworejo, Cepu di Blora, Bawen di Semarang, Tingkir di Salatiga, Tegal, Induk di Pemalang, Pekalongan, Wonosobo)
3. Daerah Istimewa Yogyakarta (Giwangan, Dhaksinaga)
4. Jawa Timur (Kambang Putih di Tuban, Rajekwesi di Bojonegoro, Purboyo di Madiun, Bayuangga di Probolinggo, Arjosari di Malang, Sumenep di Madura).
Terminal yang direnovasi dengan Lalu bagi terminal yang dibiayai SBSN sebagai berikut:
1. Banten (Pakupatan)
2. Jawa Barat (Harjamukti di Cirebon, Banjar)
3. Jawa tengah (Demak, Bobotsari di Purbalingga, Bangga Bangun Desa di Cilacap, Mangkang di Semarang)
4. Jawa Timur (Kenonegoro di Ngawi, Pacitan, Tamanan di Kediri, Tawangalun di Jember)
5. Kaltim (Samarinda di Seberang)
6. Sulawesi Selatan (Induk Lumpue di Pare-Pare)
"Saya akan di-back up dengan anggaran tambahan," ucap Budi.
Selain itu, Budi juga memperhatikan kualitas terminal setara bandara, sehingga memerlukan pelayanan dan kualitas sumber daya manusia yang mengoperasikannya.
"Nah saya harus mencari tahu bandara apa sih level of servicenya. Kemudian performance seperti apa. SDM dan sebagainya," kata dia.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali