Menuju konten utama

Kemendag: Impor Gula Tinggi Sebab Konsumsi 3 Kali Lipat Produksi

Kemendag beralasan impor gula terus meningkat volumenya karena kapasitas produksi nasional terus stagnan, yakni hanya sepertiga dari kebutuhan konsumsi. 

Kemendag: Impor Gula Tinggi Sebab Konsumsi 3 Kali Lipat Produksi
Pekerja memproduksi gula di PTPN XI Pabrik Gula (PG) Panji, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (23/8). ANTARA FOTO/Seno

tirto.id - Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdaganan (Kemendag), Oke Nurwan mengatakan impor gula masih tinggi karena produksi nasional belum mencukupi kebutuhan konsumsi.

Nurwan mencatat konsumsi gula di Indonesia, baik untuk industri dan masyarakat, mencapai 6 juta ton per tahun. Sementara kapasitas produksi gula nasional sekitar 2 juta ton atau hanya sepertiga dari kebutuhan konsumsi.

“Kalau memang produksi gula nasional mencukupi, kenapa harus impor. Kenyataannya, produksi nasional tidak mencukupi. Apakah konsumsi gula [harus] berhenti? enggak kan,” kata Nurwan saat dihubungi reporter Tirto pada Selasa (15/1/2019).

Berdasar data trademap.org, selama pemerintahan Presiden Joko Widodo, Indonesia mengalami defisit perdagangan akibat impor gula yang terus membesar pada 2015-2017. Nilai defisit perdagangan gula dalam tiga tahun itu ialah 1.254 juta dolar AS (2015), 2.087 juta dolar AS (2016), dan 2.346 juta dolar AS (2017).

Nurwan menambahkan, selain karena kebutuhan, kuota impor gula juga selalu ditentukan melalui rapat koordinasi terbatas (rakortas) di kabinet. Dia mengklaim penentuan kuota impor gula memperhatikan pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan industri serta masyarakat.

Kalau pun sudah ditentukan kuotanya, kata Nurwan, tidak selalu seluruhnya direalisasikan. Sebab ada kemungkinan kuota impor yang dibutuhkan ternyata lebih sedikit dari yang sudah disetujui. Ia juga mengklaim pemerintah pernah menurunkan angka alokasi kuota impor yang diizinkan.

Menurut Nurwan, impor gula terus menanjak volumenya karena kemampuan produksi nasional tidak membaik. Data USDA memang mencatat produksi gula Indonesia mengalami stagnansi sejak 2015 hingga 2018, yakni di angka 2 juta metrik ton per tahun.

“Satu-satunya cara untuk menguragi ketergantungan impor, produksi nasional harus ditingkatkan. Dan itu bukan ranah kami,” ujar dia.

Sebelumnya, peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus menuturkan impor gula menjadi salah satu faktor memburuknya ekonomi Indonesia.

Dia menyebutkan bahwa impor membuang devisa sebab neraca komoditas gula terus mengalami defisit dari tahun ke tahun.

Baca juga artikel terkait IMPOR GULA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Addi M Idhom