Menuju konten utama

Indef: Banyak Impor Gula Berdampak Buruk Bagi Perekonomian

“Impor gula pahit buat ekonomi nasional. Ternyata hanya buang-buang devisa saja,” ucap Heri.

Indef: Banyak Impor Gula Berdampak Buruk Bagi Perekonomian
Sejumlah petani tebu melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, Senin (28/8). ANTARA FOTO/Makna Zaezar

tirto.id - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan, impor gula menjadi salah satu faktor memburuknya perekonomian Indonesia. Pasalnya, dari 2006 hingga 2017 lalu, neraca perdagangan komoditas gula selalu defisit hingga jumlahnya mencapai 2.346 juta dolar AS di tahun 2017.

Peneliti Indef, Ahmad Heri Firdaus mengatakan hal itu disebabkan oleh tren impor yang terus meningkat sedangkan peningkatan ekspor hanya terjadi sedikit. Heri mencontohkan adanya impor gula senilai 2.349 juta ton, tetapi hanya diimbangi dengan ekspor 2,77 juta ton. Heri menilai hal ini menyebabkan melebarnya defisit perdagangan Indonesia di tahun 2018 lalu.

“Impor gula pahit buat ekonomi nasional. Ternyata hanya buang-buang devisa saja,” ucap Heri dalam konfrensi Pers di ITS Tower pada Senin (14/1).

Di sisi lain, Ekonom Indef, Faisal Basri menilai impor yang terjadi juga memiliki kejanggalan. Sebabnya, USDA mencatat peningkatan impor yang terjadi ternyata lebih cepat dibanding kebutuhan. Padahal, kata Faisal, impor seharusnya menutupi selisih konsumsi dengan produksi.

Belum lagi, kata Faisal, produksi dalam negeri yang dicatat USDA malah mengalami stagnan dan berangsur mengalami penurunan. Menurutnya, hal ini disebabkan karena membanjirnya gula impor yang diproduksi oleh perusahaan rafinasi menjadi gula konsumsi. Akibatnya, petani tebu lokal pun semakin tidak tertarik untuk memproduksi gula saat produknya sendiri tidak laku.

“Jadi peningkatan impor lebih cepat dari pada peningkatan kebutuhan. Kan aneh. Impor kan harus menutup selisih konsumi dan produksi,” ucap Faisal.

Data USDA mencatat selama kurun waktu 2016/2017, 2017/2018, dan 2018/2019, Indonesia melakukan impor gula sebanyak 6-7 juta metrik ton sedangkan konsumsi menurun dari 5 juta metrik ton menadi 4 metrik juta ton. Namun, selama kurun waktu itu produksi hanya berada di kisaran 2 juta metrik ton.

Di samping itu, lembaga statistik bernama Statista mencatat Indonesia sebagai pengimpor gula nomor satu di dunia selama 2017/2018 dengan jumlah 4,45 juta metrik ton.

Baca juga artikel terkait IMPOR GULA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Alexander Haryanto