tirto.id - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memberikan izin impor beras sesi kedua pada tahun ini, kepada Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) sebanyak 500 ribu ton.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan, izin tersebut diberikan karena dalam negeri membutuhkan pasokan tambahan.
Keputusan izin impor tahap kedua ini disampaikannya usai melangsungkan Rapat Koordinasi (Rakor) di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
"Pokoknya saya sudah menjalankan tugas saya dengan memberikan persetujuan impor untuk 500 ribu ton di tahap kedua," ujar Oke di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta pada Selasa (15/5/2018).
Ia menyebutkan, beberapa negara yang mendapatkan izin sebagai importir beras adalah Myanmar, Thailand, Kamboja, Pakistan, dan India. Sementara itu, batas waktu impor yang diberikan Kementerian Perdagangan kepada Bulog adalah hingga Juli.
Dengan adanya penambahan izin impor beras kedua ini, maka pemerintah melalui Kemendag telah mengeluarkan izin impor sebanyak 1 juta ton. Pada 15 Januari 2018 lalu pemerintah memutuskan untuk impor sebanyak 500 ribu ton.
Berdasarkan data dari Bulog yang disampaikan pada Senin (14/5/2018), stok beras di gudang Bulog hingga Minggu (13/5/2018) sore sebanyak 1,2 juta ton. Direktur Pengadaan Bulog, Andrianto Wahyu Adi merincikan stok tersebut terdiri dari beras komersial sebanyak 106 ribu ton, beras lokal 702 ribu ton, dan beras impor 453 ribu ton.
Kemudian ia menyebutkan stok komoditas lain, seperti gula sebanyak 189 ribu ton, daging kerbau 4 ribu ton. "Yang mau masuk maupun dalam perjalanan 14 ribu ton, yang sudah dijual puluhan ribu ton," kata Andrianto pada Senin (14/5/2018).
Sebelum Lebaran, pihaknya akan masukkan sekitar 16-20 ribu ton daging impor, dari 32 ribu total kontrak impor. "Dijual dengan Rp61-63 ribu per kg (kilogram). Dijual di konsumen akhir enggak boleh lebih dari Rp80 ribu per kg," ucapnya.
Tepung terigu disebutkannya ada stok 894 ton, jagung 203 ton, dan minyak goreng 5,5 juta liter.
"Bawang merah dan bawang putih belum ada recana beli," ujarnya.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yandri Daniel Damaledo