tirto.id - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) memastikan stok beras dalam negeri cukup untuk Ramadan mendatang. Saat ini, kurang lebih Bulog memiliki 1,2 juta ton beras di gudang untuk sewaktu-waktu didistribusikan ke masyarakat.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik BULOG, Karyawan Gunarso merinci, kurang lebih 1,05 juta ton atau 90 persen dari 1,2 juta ton itu merupakan cadangan beras pemerintah (CBP). Sisanya, 0,15 juta ton adalah beras jenis komersial.
"Jadi, kalau bicara cadangan pemerintahan yang jumlahnya lebih dari 1 juta ton, jadi ini lebih dari cukup kalau untuk Lebaran saja. Bahkan hingga akhir 2018," ucap Karyawan di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Jakarta pada Jumat (11/5/2018).
Stok itu belum mencapai target yang ditetapkan, yaitu antara 1-1,5 juta ton. Meski begitu, Karyawan mengatakan target dapat dicapai karena angka terus bergerak melalui kegiatan penyerapan beras petani dan penyaluran beras ke masyarakat.
"Stok Bulog itu tidak statis, karena kami ada penyerapan dan ada setiap bulan penyaluran. Jadi terus bergerak. Komposisinya berapa jumlah pengadaan, berapa jumlah penyaluran. Kalau jumlah pengadaan lebih besar dari jumlah penyaluran, otomatis stok kita akan semakin besar. Jadi, dinamis," terangnya.
Bulog menargetkan serapan beras petani 15 ribu ton per hari dengan target serapan hingga akhir tahun 2018 sebesar 2,7 juta ton. Sementara untuk mengamankan kebutuhan Ramadan hingga Juni, Bulog harus menyerap 2,2 juta ton.
"Kami penyerapan sehari rata-rata 15 ribu ton. Katakanlah akhir Mei tanggal 10, jadi 20x15 ribu ton, jadi 300 ribu ton. Itu kan kurang lebih kan cukup. Nanti masa panen kedua kami bisa maksimalkan lagi," kata dia.
Ia mengatakan, jumlah rata-rata kebutuhan beras digelontorkan lewat operasi ketersediaan pasokan dan stabilisasi (operasi pasar) mencapai 5-10 ribu ton di seluruh Indonesia. Sehingga, kebutuhan pasokan beras per hari setidaknya mencapai 10 ribu ton. Angka ini lebih rendah dari target pemerintah yaitu 15 ribu ton per hari.
"Target yang ditetapkan Rakortas [rapat koordinasi terbatas] 15 ribu per hari, tapi kami merata-ratakan per hari 5-10 ribuan sesuai pengalaman Bulog. Target total memang 15 ribu, tapi praktiknya saya sampaikan tergantung serapan di konsumen dan di pasar," jelasnya.
Selain berdasarkan pengalaman tahun lalu, prediksi Bulog lebih rendah karena menyadari bahwa pasokan beras Bulog di pasar sifatnya melengkapi pasokan yang sudah ada di pasaran.
"Karena posisinya kan enggak cuma beras Bulog yang ada di pasar, tapi ada beras produksi petani, maupun beras dari sumber-sumber lain. Maka Bulog melengkapi saja kebutuhan di pasar," ungkapnya.
Sebagai informasi, kebutuhan konsumsi per bulan kurang lebih 2,5-3 juta ton. "Kalau kami capai 10 ribu saja, 10 ribux25 hari kan 250 ribu per 2,5 juta. Dari itu komposisinya paling enggak 5-10 persen. Jadi, Bulog melengkapi pasar dengan angka 5-10 persen (5-10 ribu ton)," pungkasnya.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Dipna Videlia Putsanra