tirto.id - Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengungkapkan, Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik (Perum Bulog) hanya mampu menyerap gabah petani sekitar 2-5 persen dari produksi nasional.
"Kami ambil kebijakan bergantung stok yang ada di Bulog. Tapi, kami tahu Bulog kekuatan 2-5 persen untuk serap gabah petani. Hanya 5 persen dari produksi nasional yang bisa kami jaga, tapi ini jadi kebijakan landasan dalam negeri. Jadi, ini sangat strategis," ujar Amran dalam Rapat Koordinasi (Rakor) di kantor Bulog Jakarta pada Rabu (9/5/2018).
Amran mentargetkan, pada 2018 Bulog dapat menyerap gabah petani sebanyak 2,7 juta ton. Khusus untuk Ramadan hingga Juni, berdasarkan keputusan Rakor pada 15 Februari, Bulog harus menyerap 2,2 juta ton.
"Kami harus selesaikan untuk mengejar target, harus serap 27.091 ton per hari. Ini keputusan Rakor," katanya.
Sementara ini, data serapan gabah petani oleh Bulog dari Januari hingga April ada sebanyak 0,58 juta ton. Potensi serapan Mei-Juni sebanyak 8,2 juta ton.
Lantas untuk meningkatkan serapan gabah petani tersebut, Menteri Pertanian, Direktur Utama Bulog, dan TNI menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) mengenai gerakan Serapan Gabah Petani (Sergab) Tahun 2018.
Direktur Utama Bulog, Budi Waseso mengatakan bahwa kerja sama ini dilakukan sebagai upaya mengkondisikan dan mengoptimalkan seluruh perangkat untuk mencapai target.
"Melalui kegiatan Rakor ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi yang positif serta kerja sama yang baik antara Perum Bulog, Kementerian Pertanian dan TNI, guna memberikan manfaat yang positif serta kesejahteraan bagi petani," paparnya.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Agung DH