tirto.id - Roadshow Kelas Tirto “Bercerita Lewat Data & Visual” edisi Yogyakarta hari terakhir telah digelar di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Yogyakarta, Rabu, 21 Februari 2024. Kelas Tirto di UPN “Veteran” dilangsungkan pukul 09.00-13.00 WIB di Ruang Seminar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Sebelumnya, Kelas Tirto yang disponsori oleh Micro-Star International (MSI) ini telah dilangsungkan di dua kampus, yakni Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Di UGM, agendanya berlangsung pada 19 Februari 2024. Sehari setelahnya, Selasa (20/2), acara tersebut dihelat di UNY.
Pada kelas jurnalisme data Tirto edisi Yogyakarta terakhir ini, MSI juga turut serta memeriahkan dengan membagikan sejumlah merchandise menarik. Selain itu, MSI membuka booth yang menampilkan sejumlah laptop MSI terbaru, baik seri gaming dan non-gaming.
Seperti dua agenda sebelumnya, Kelas Tirto dengan topik jurnalisme data di UPN “Veteran” kali ini juga masih diikuti dengan penuh antusias oleh para mahasiswa. Agung Prabowo, Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi UPN, turut memberikan sambutan sekaligus menekankan pada mahasiswanya bahwa jurnalisme data saat ini merupakan hal yang sangat penting dipelajari.
Kelas Tirto Jurnalisme Data di UPN “Veteran” Yogyakarta
Kelas Tirto “Bercerita Lewat Data & Visual” di UPN “Veteran” masih menggunakan format sama seperti dua kelas sebelumnya. Kelas yang dilangsungkan selama empat jam tersebut dibagi menjadi dua sesi, yaitu sesi “Data Journalism 101” dan “Visual Crafting for Mobile Journalism”.
Masih sama seperti sebelumnya, Kelas Tirto jurnalisme data di UPN dibawakan oleh tiga narasumber, yakni Nuran Wibisono, Redaktur Pelaksana Mild Report Tirto.id sekaligus penulis buku; Alfons Yoshio, Tim Riset Tirto.id; dan Erenn Pratama, Art Director Tirto.id.
Pada segmen pertama, Nuran banyak menjelaskan jurnalisme data dalam lifestyle journalism atau jurnalisme gaya hidup. Dalam materinya, Nuran memaparkan bahwa jurnalisme gaya hidup di Indonesia masih belum populer.
Namun, Nurna menekankan, gosip para pesohor tidak termasuk sebagai jurnalisme gaya hidup. Dengan mengutip Folker Hanusch, Nuran menjelaskan bahwa jurnalisme gaya hidup terbagi dalam lima dimensi, yakni cultural mediators, critics, entertainers, information providers, dan travelers.
Terkait hal tersebut, Nuran menjelaskan dalam beberapa contoh. Salah satunya laporan interaktif di New York Times berjudul “Why Songs of the Summer Sound the Same” (2018) oleh Sahil Chinoy dan Jessia Ma. Laporan tersebut mengulas alasan lagu-lagu musim panas setelah tahun 2009 terdengar sama.
Penulis menjawab hal tersebut dengan menampilkan data lagu-lagu periode 1987-1990 dan 2009-2012. Dengan variabel loudness, energy, danceability, acousticness, dan valence, ditemukan bahwa lagu-lagu musim panas sejak 2009 berpola sama. Ini berbeda dengan pra-2009 yang polanya lagunya lebih beragam.
Setelah Nuran, giliran Alfons membahas cara mengumpulkan dan mengolah data. Alfons menekankan bahwa untuk menekuni jurnalisme data, tidak boleh "takut" dengan data yang berupa angka-angka.
Dalam materinya, Alfons juga mengulas sejumlah contoh penggunaan data sebagai cerita utama dalam laporan. Salah satu contoh yang diulasnya adalah artikel yang ditulisnya berjudul “Menilik Data Perempuan Korban Pembunuhan di Indonesia” (2023).
Dengan data yang diperolehnya, Alfons membedah kasus femisida dengan korban pasangan intim. Ditemukan bahwa banyak pelaku kekerasan femisida membunuh korbannya dengan menusuk, memukul, dan mencekik. Adapun motif femisida sangat beragam, dari rasa cemburu, ketersinggungan maskulinitas, keinginan korban untuk berpisah, faktor ekonomi, hingga stres karena terlilit utang dan menganggur.
Setelah memahami penjelasan singkat terkait pengantar, juga cara mengumpulkan dan mengolah data, mahasiswa yang hadir diajak mempelajari cara mengemasnya. Pada segmen terakhir bertajuk “Visual Crafting for Mobile Journalism”, Erenn mengulas sejumlah contoh menyampaikan cerita dalam kemasan visual. Contoh-contoh yang dibawakannya ialah konten yang telah ditayangkan di media sosial dan situs Tirto.id.
Saat membedah sejumlah contoh, Erenn mengelaborasinya dengan penjelasan teknis mengenai aspek visual yang perlu diperhatikan saat mengemas data, termasuk terkait prinsip dasar layout. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan untuk membuat konten visual yang menarik dan memudahkan pembaca adalah pemilihan font, harmonisasi warna, dan penggunaan gambar, ilustrasi, serta foto sesuai konteks.
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Fadli Nasrudin