tirto.id - Kepala SMP Negeri 2 Tempel, Hasbi Hamdan, menyatakan punya kekhawatiran terhadap proyek Tol Jogja-Bawen. Hal itu dikarenakan, lintasan tol berupa jalan layang yang lebih tinggi dari bangunan sekolah dan hanya berjarak sekitar lima meter dari dinding terluar sekolah.
“Kalau khawatir selalu ada, tetapi tidak perlu diungkapkan,” ujar Hasbi diwawancarai di ruangannya, SMPN 2 Tempel, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Rabu (26/2/2025).
Hasbi masih menaruh pandangan positif, pembangunan tol dilakukan dengan penghitungan yang rinci. "Kalau bahaya, ini [proyek tol], mereka lebih tahu. Itu sudah diperhitungkan. Termasuk pembuatan tiang yang aman untuk SMP," ucapnya.
Hasbi mengaku, sekolahnya juga menjadi perhatian peneliti. Dia mendapat saran, agar bangunan sekolah mendapat perlindungan ekstra.
“Maunya peneliti, di sini dikasih pagar [pelindung], dia [peneliti] malah minta," ungkapnya.
Hasbi menjelaskan, pentingnya pagar pelindung untuk sebagai mitigas. Mencegah, bila terjadi kecelakaan di ruas tol, tidak sampai mengenai bangunan sekolah.
“Misalnya ada sesuatu nyelonong [kecelakaan], tidak masuk [menjatuhi atau menimpa] ke sini [sekolah]," kata dia.
“Siapa tahu, nanti ada [kecelakaan di ruas tol tepat di atas SMPN 2 Tempel] ini tadi [pagar pelindung]. Artinya tidak masuk ke sini," ujarnya.
Hasbi juga mengungkap, ada tiga kelas di sekolahnya yang berdampingan langsung dengan tol Jogja-Bawen Seksi 1. Kelas ini bahkan masih aktif beroperasi saat pengerjaan proyek berlangsung.
Namun, kata Hasbi, penggarapan proyek diminta istirahat saat pembelajaran sekolah. Pengerjaan proyek yang lokasinya di samping sekolah berhenti pukul 06.00-17.00 WIB.
Terkait dengan dampak langsung yang saat ini dirasakan oleh sekolah adalah debu.
“Yang sangat mengganggu adalah saat musim kemarau kemarin, debu memang tebal. Ini pun mereka berusaha semaksimal mungkin, satu hari bisa dua kali depan sekolah di siram dengan air pakai truk pengangkut air," ujarnya.
Hasbi juga sempat mengunggap, bahwa dalam perencanaan awal, lahan SMPN 2 Tempel masuk proyek tol Jogja-Bawen. Namun, pemindahan sekolah yang butuh lahan luas jadi kendala yang sulit dilakukan. Akhirnya, desain tol berubah dengan tidak mencaplok lahan sekolah dengan 480 siswa itu.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-DIY, Khusairi, mengatakan bahwa pembangunan yang dilakukannya memiliki standard operating procedure (SOP). Salah satunya, adalah memastikan terpasangnya pagar pengaman di area tol.
“Itu pasti [tol dipasangi pagar pengaman], itu sudah masuk SOP kami,” kata dia saat meninjau progres pembangunan tol Jogja-Bawen Seksi 1, Rabu (26/2/2025).
Penulis: Siti Fatimah
Editor: Abdul Aziz