tirto.id - Sejumlah 374 makam leluhur dan kerabat terancam tertimbun proyek pembangunan tol Jogja-Bawen Seksi 1. Hal ini menjadi alasan warga Dusun Bantulan, Kelurahan Margokaton, Seyegan, Sleman memblokade lokasi berlangsungnya proyek tol di area makam pada Selasa (20/08/2024) siang.
Lahan seluas 1.500 meter yang berstatus Sultan Ground itu terletak tepat di bawah lokasi pembangunan tol dan pagarnya hampir tertutup tanah uruk. Warga pun khawatir tanah galian itu bakal menimbun makam Si Jambu.
Diketahui sudah sejak 9 Agustus warga melakukan aksi penyetopan proses pembangunan tol. Mereka memasang spanduk protes di sekitar pagar makam. Sebelumnya warga mengaku telah berembuk dan menyampaikan tuntutan ke pihak kelurahan, tetapi hingga kini belum ada respons.
Lahan pengganti tanah kuburan tersebut sebelumnya sudah disiapkan di tanah kelurahan yang saat ini dipakai untuk kandang ternak milik kelompok warga. Namun terhitung sejak warga menyampaikan protes, belum ada tindak lanjut dari pihak pemrakarsa pembangunan tol sepanjang 8,8 kilometer tersebut.
Warsono (78) selaku juru kunci makam mengungkapkan bahwa tuntutan tersebut sifatnya mendesak. Lebih-lebih, katanya, di sana terdapat dua makam leluhurnya yang diyakini sebagai makam nenek moyang pendiri dusun tersebut, sehingga tidak bisa sembarangan digusur tanpa izin.
“Masyarakat sudah menyadari bahwa tempat ini akan dijadikan tol. Namun masyarakat minta kepada pihak tol supaya segera dipindahkan, supaya tidak timbul hal-hal yang tidak menyenangkan,” tutur Warsono sembari menunjuk makam Ki dan Nyai Jambu yang dipercaya sebagai leluhur cikal bakal daerah mereka.
Warsono berharap proyek besar pemerintah ini tidak menimbulkan kerugian warga. Ia meminta pihak pemrakarsa konstruksi tol segera memperhatikan apa yang diresahkan warga, khususnya para ahli waris makam yang tergusur.
Warga pun bertekad akan terus memblokade lokasi proyek tol hingga tuntutan mereka dipenuhi. Namun menurut penuturan warga, terdapat selisih angka jumlah makam yang disetujui untuk direlokasi pihak tol, yakni hanya 273. Menurut penuturan warga, dalam penghitungannya sendiri hanya dilakukan sepihak karena tidak menghadirkan juru kunci. Warga yang termasuk ahli waris makam menyatakan sudah beberapa kali menyampaikan lewat kelurahan. Tetapi tak ada kejelasan.
“Kemarin udah ada pertemuan di Kelurahan Margokaton, ada pihak Adhi Karya juga ada pihak tol terkait. Dan itu kemarin tidak ada titik terangnya waktu pertemuan di kelurahan,” kata Sugianto (44), salah satu ahli waris makam.
Didik Harjunadi, selaku Jogoboyo Kelurahan Margokaton mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyampaikan keluhan warga. Pihaknya sudah melayangkan surat kepada PT Jasamarga Jogja Bawen untuk segera menindaklanjuti relokasi. Menyoal selisih jumlah makam yang akan dipindah, Didik menuturkan kekurangannya akan diajukan kembali ke pihak tol supaya diperhitungkan ulang untuk dilakukan pemindahan.
“Sebenarnya saya pribadi ya nggak usah dipindah. Tapi ini merugikan untuk kelancaran pihak tol, ya sudah dipindah tidak apa-apa yang penting dipindah dengan sewajarnya seperti orang memakamkan begitu,” keluh Sugianto yang juga menegaskan bahwa warga akan tetap menutup akses jika tidak segera dipindah.
Penulis: Dina T Wijaya
Editor: Anggun P Situmorang