tirto.id - Sejumlah organisasi masyarakat Islam seperti Front Pembela Islam (FPI), Persaudaraan Alumni (PA) 212, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama dan Koordinator Bela Islam (Korlabi) menggelar demonstrasi di depan Kedutaan Besar Perancis pada Senin (2/11/2020) siang ini.
Aksi ini digelar untuk mengecam pernyataan Presiden Perancis Emmanuel Macron yang dianggap menyudutkan Islam atas kejadian pemenggalan seorang guru beberapa waktu lalu.
"Insya Allah jam 13 tapi sebelumnya mungkin sebelumnya kita sudah mulai pembacaan maulid nabi gitu-gitu," kata Sekjen GNPF Ulama Edy Mulyadi kepada Tirto pada Senin (13/11/2020).
Rencananya aksi akan dimulai pukul 13.00 WIB siang ini langsung di depan Kedubes Perancis dan akan selesai pada sekitar pukul 15.30 WIB. Aksi akan diisi dengan orasi dari sejumlah tokoh ormas dan juga pembacaan tuntutan.
Edy tidak bisa memprediksi berapa orang yang akan hadir dalam aksi ini, terlebih aksi ini bersifat responsif dan tidak diagendakan dari jauh-jauh hari. Namun, dari estimasi massa yang disampaikan pihak kepolisian, diperkirakan massa berjumlah seratusan orang.
Selain menyatakan kecaman, dalam aksi ini, massa menuntut permohonan maaf dari Macron atas pernyataannya yang dianggap menyudutkan Islam atas kejadian pemenggalan seorang guru beberapa waktu lalu.
Pemenggalan itu terjadi terhadap seorang guru sejarah di Perancis berusia 47 tahun bernama Samuel Paty pada Jumat (16/10/2020). Pelakunya bernama Abdoulakh A, seorang pria berusia 18 tahun yang berasal dari Chechnya dan mengungsi ke Kota Evreux, Normandia.
Saksi mata kejadian tersebut menyebutkan bahwa pelaku berteriak “Allahu Akbar" yang berarti “Allah Maha Besar". Tak sampai di situ, pelaku pun memposting foto korbannya ke akun Twitter dan menghina Presiden Macron dengan kata “kafir" dan “anjing" dalam bahasa Perancis.
Pemenggalan itu dilakukan setelah sang guru menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di dalam kelas tentang kebebasan berbicara. Dalam kelas itu, sang guru juga membahas kasus penyerbuan terhadap kantor majalah Charlie Hebdo setelah majalah itu merilis karikatur Nabi Muhammad.
Menanggapi kejadian itu, Presiden Perancis Emmanuel Macron menyatakan "Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis, di manapun di dunia.Tak hanya yang kita lihat sekarang".
Dia juga mengumumkan pemerintah Perancis akan mengajukan undang-undang yang akan memperkuat nilai-nilai sekularisme Perancis guna menangkal tumbuhnya radikalisme agama di negaranya dan meningkatkan "kemampuan hidup berdampingan".
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Bayu Septianto