tirto.id -
Hasil survei periode 1-9 Maret 2019 menunjukkan, PNS memilih Jokowi-Ma'ruf sebesar 39,5 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga sebanyak 36,8 persen. Kemudian, ada 23,7 persen PNS belum menentukan pilihannya.
Sebelumnya, survei Charta Politika Januari 2019, Jokowi-Ma'ruf didukung 40,4 persen PNS, sedangkan Prabowo-Sandi didukung 44,4 persen PNS.
"Satu-satunya variabel baru yang muncul dalam program atau kebijakan atau janji kampanye terkait dengan PNS selama dua bulan terakhir Januari dan survei sekarang, mungkin hanya itu [kenaikan gaji PNS] yang ada. Bisa saja kita keluarkan hipotesa, itu yang menjadi variabel dinamis yang mengubah perilaku pemilih," kata Yunarto dalam pemaparan survei di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (25/3/2019).
Pemerintah menaikkan gaji PNS rata-rata sebesar 5 persen menjelang Pemilu 2019. Hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 15 tahun 2019 tentang perubahan ke-18 atas PP 7/1977 tentang peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil yang diteken Jokowi pada 13 Maret 2019.
Menurut Yunarto, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dalam survei ini menurun jika dibandingkan dengan survei Charta Politika Januari 2019. Namun, elektabilitas Prabowo-Sandiaga turun tajam, sehingga saat ini keunggulan berbalik.
Menurut Yunarto, Jokowi sejak 2014 tidak disukai PNS. Hal ini, kata dia, diperkirakan terkait dengan transparansi pengelolaan keuangan melalui e-budgeting (penyusunan anggaran secara elektronik) dan e-procurement (lelang elektronik), sehingga dimungkinkan memengaruhi elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di kalangan PNS.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Zakki Amali