Menuju konten utama

Kasus Afghanistan-Taliban: Sikap Amerika, Inggris, Rusia & Korsel

Berikut adalah berita terkini tentang situasi Afghanistan sejak dikuasai kelompok Taliban.

Kasus Afghanistan-Taliban: Sikap Amerika, Inggris, Rusia & Korsel
Marinir AS bersama Satuan Tugas Udara-darat Laut Tujuan Khusus - Tanggap Krisis - Komando Pusat, memberikan batuan selama evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai, di Kabul, Afghanistan, Jumat (20/8/2021). ANTARA FOTO/Lance Cpl. Nicholas Guevara/U.S. Marine Corps/Handout via REUTERS/AWW/djo

tirto.id - Sekitar 21.600 orang tercatat sudah dievakuasi dan meninggalkan Afghanistan dalam 24 jam terakhir tatkala negara itu dikuasai kelompok Taliban. Hal itu disampaikan Major Jenderal Hank Taylor, wakil direktur logistik Staf Gabungan pada Selasa, 25 Agustus waktu setempat.

Seperti dilaporkan CNN, Taylor mengatakan, upaya itu adalah hasil keberangkatan terbaik sejak operasi evakuasi terhadap warga dimulai. Sampat saat ini, kata Taylor, sebanyak 63.900 orang yang sudah diterbangkan ke luar negeri.

Sebanyak 58.700 di antaranya telah pergi sejak 14 Agustus. Ia mengatakan, jumlah itu sudah termasuk warga negara Amerika, NATO dan personel mitra lainnya, pelamar Visa Imigran Khusus Afghanistan (SIV) dan orang Afghanistan yang rentan.

"Saya ingin menegaskan kembali bahwa kami dapat mencapai tingkat peningkatan keberangkatan ini karena personel Militer AS dan mitra kami bekerja sepanjang waktu untuk melakukan misi yang sangat penting ini, termasuk keamanan bandara dan operasi penerbangan," kata Taylor.

Taylor menambahkan, saat ini evakuasi bisa berjalan cepat dan terus meningkat. Sampai kemarin dalam periode 24 jam terakhir, satu pesawat berangkat meninggalkan Afghanistan setiap 45 menit.

Sikap Amerika, Inggris, Rusia dan Korea Selatan

Aljazeera melaporkan, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengatakan, Washington masih dalam tahap menuntaskan evakuasi dari Afghanistan sampai 31 Agustus nanti. Kendati demikian, ia membuka peluang untuk memperpanjang tenggat waktu. Semua itu tergantung dari kerja sama dari penguasa baru Taliban di Afghanistan.

“Semakin cepat kita bisa menyelesaikannya, semakin baik,” kata Biden di Gedung Putih, Selasa. “Setiap hari operasi membawa risiko tambahan bagi pasukan kami.”

Menurut dia, sejak 14 Agustus lalu, pasukan AS sudah membantu mengevakuasi 70.700 orang untuk pergi meninggalkan negara itu. Seorang juru bicara Taliban juga mendesak Washington untuk berhenti membawa "ahli Afghanistan" seperti insinyur dan dokter ke luar negeri.

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, negara-negata G7 tidak akan mengakui pemerintahan Taliban, kecuali bila pemerintah menjamin orang-orang dapat meninggalkan Afghanistan, baik sebelum dan sesudah batas waktu di akhir Agustus.

Sementara itu, kantor berita Interfax melaporkan, Rusia akan menggunakan empat pesawat angkut militer untuk mengevakuasi lebih dari 500 warga dari Afghanistan.

“Pada tanggal 25 Agustus, atas perintah dari Presiden Rusia Vladimir Putin, Menteri Pertahanan Rusia, Jenderal Angkatan Darat Sergei Shoigu menyelenggarakan evakuasi dengan pesawat angkut militer lebih dari 500 warga Federasi Rusia, negara-negara anggota CSTO (Belarus, Kirgistan, Tajikistan dan Uzbekistan) dan Ukraina dari wilayah Republik Islam Afghanistan,” kata Interfax mengutip kementerian pertahanan.

Menurut laporan kantor berita Yonhap dengan mengutip kementerian luar negeri, pesawat militer Korea Selatan sedang melakukan operasi untuk membawa ke negara Afghanistan dalam rangka membantu membangun kembali negara yang dilanda perang.

Sebanyak tiga pesawat militer Korea Selatan diterbangkan ke Afghanistan dan negara tetangga untuk "pekerja Afghanistan ke Korea Selatan, yang mendukung kegiatan pemerintah kami di Afghanistan, dan anggota keluarga mereka," kata kementerian itu.

Warga Afghanistan telah bekerja di kedutaan, rumah sakit, dan pusat pelatihan kerja Korea Selatan selama bertahun-tahun, kata kementerian itu tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Baca juga artikel terkait KABAR AFGHANISTAN TERBARU atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya