Menuju konten utama

Kapolri Perlihatkan Sketsa Wajah Pelaku Penyerang Novel

Tito memaparkan ciri-ciri pelaku penyerangan itu, dengan tinggi tubuh 167-170 cm, kulit agak hitam, rambut keriting, dan badan cukup ramping.

Kapolri Perlihatkan Sketsa Wajah Pelaku Penyerang Novel
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memberikan keterangan kepada media di Gedung KPK terkait kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan, Senin (19/6). tirto.id/Andrey Gromico.

tirto.id - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian memperlihatkan sketsa terbaru wajah penyerang penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

"Ini belum dipublikasikan, baru kira-kira dua hari yang lalu, yang ini adalah dari saksi yang sangat penting karena lima menit sebelum kejadian melihat tamu di masjid, dia mencurigakan yang kita duga dia adalah pengendara sepeda motor," kata Tito, di Kantor Presiden Jakarta, Senin (31/7/2017), dikutip dari Antara.

Sebelumnya Kapolri memang baru saja bertemu dengan Presiden (Joko Widodo) Jokowi, khusus untuk membahas kasus penyiraman air keras ke wajah Novel oleh seseorang di mesjid dekat rumahnya, di bilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada 11 April lalu. Saat penyerangan itu terjadi Novel sedang menangani kasus korupsi e-KTP.

Seusai bertemu Jokowi, Tito pun memaparkan ciri-ciri pelaku penyerangan itu, dengan tinggi tubuh 167-170 cm, kulit agak hitam, rambut keriting, dan badan cukup ramping.

"Nah, kalau kita lihat ini agak berbeda dengan empat orang yang sudah diperiksa sebelumnya. Ada tiga orang yang diperiksa sebelunya yang tadinya dua bulan sebelum peristiwa ada di sekitar rumah saudara Novel yaitu dua orang, yaitu H dan M," kata Karnavian.

"Tapi ciri-cirinya sangat jauh dengan yang ada di peristiwa karena ini tinggi badannya tidak ada yang di atas 160 cm, bahkan yang terakhir yang kami amankan namanya Lestaluhu berdasarkan keterangan saudara Novel," kata dia.

Sebagaimana diketahui, Polda Metro Jaya menahan seorang pria bernama Ahmad Lestaluhu pada 10 Mei 2017 lalu, yang sempat dicurigai sebagai penyerang air keras terhadap Novel. Tapi pada keesokan harinya, pria itu dibebaskan karena polisi mengedepankan asas praduga tidak bersalah. Lestaluhu adalah petugas keamanan salah satu spa di Jakarta.

"Rupanya saudara Novel dapat ini dari anggota Polri, tapi anggota polri mendapatkannya dari Facebook. Nah saudara Lestaluhu ini sangat jauh berbeda karena tingginya hanya 157 cm, sementara pelaku penyerang ini sekitar 167-170 cm dan kemudian wajah juga berbeda," kata Kapolri.

Menurut dia, ada lima orang saksi yang disampaikan Novel dan polisi juga sudah menemukan lima orang dan dihadirkan di Polsek Kelapa Gading, yaitu Hasan, Lestaluhu, Mukhlis, dan satu polisi dari Polda Metro Jaya.

"Dari empat orang ini semua saksi mengatakan negatif, mereka bukan pelakunya dan kami sudah mendalami empat orang ini alibinya tidak ada di TKP," kata dia.

Tito juga mengaku sudah menyampaikan sejumlah fakta ke KPK. "Saya sendiri yang memimpin datang ke KPK bersama dengan tim penyidik Polda Metro saat itu, kemudian sudah dipaparkan temuan-temuan sampai 16 Juni kecuali yang foto tadi ya, karena yang ini baru dua hari lalu. Ini pun setelah kami ulangi terus-menerus sampai kesimpulan dari saksi hasilnya adalah baik," jelas dia.

Kapolri mengatakan, pihaknya juga telah meminta KPK untuk memverifikasi ulang dan dirinya mengaku akan memberikan akses untuk melakukan hal itu.

"Kami justru meminta pada tim dari KPK untuk memverifikasi ulang. Silakan verifikasi ulang, kami berikan akses silakan verifikasi ulang dibawa detik per detik jam per jam termasuk call recorder-nya bisa kami uji dan saya yakin teman-teman KPK tidak kalah dengan Polri kalau untuk urusan melakukan penyidikan di lapangan seperti ini," kata dia.

Tito pun berjanji akan membuat pengumuman menyeluruh sketsa baru wajah penyerang itu itu "Kami akan umumkan lagi. Kami akan umumkan nanti dengan harapan ada masukan dari publik kepada kami yang kedua tim kami akan bekerja untuk mencari siapa orang ini. Syukur ada tim gabungan dengan tim KPK teman-teman KPK bisa bersama turun mencari," kata Tito.

Baca juga artikel terkait NOVEL BASWEDAN DISIRAM AIR KERAS atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Hukum
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto