Menuju konten utama

Kapan Puasa Tasua & Asyura 2024: Keutamaan, Niat, & Dalil

Kapan puasa Tasua & Asyura 2024? Simak keutamaan, niat, dan dalil puasa Tasua-Asyura.

Kapan Puasa Tasua & Asyura 2024: Keutamaan, Niat, & Dalil
Ilustrasi Berbuka Puasa. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Kapan puasa Tasua dan Asyura 2024? Puasa Tasua dan Asyura menjadi dua amalan sunah yang dapat dikerjakan selama bulan Muharram 1446 Hijriah.

Puasa Tasua (9 Muharam 1446 H) dapat dilakukan pada Senin, 15 Juli 2024. Sementara puasa Asyura (10 Muharam 1446 H) bertepatan dengan hari Selasa, 16 Juli 2024.

Berdasarkan keputusan Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), umat Islam telah memasuki bulan Muharam 1446 H pada hari Minggu, 7 Juli 2024.

Muharam merupakan salah satu bulan mulia. Keistimewaan bulan Muharam dapat diketahui melalui surah At-Taubah ayat 36:

"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya [terdapat] empat bulan haram. Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya dirimu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah bersama-sama orang yang bertakwa,” (QS. At-Taubah [9]: 36).

Keutamaan Puasa Asyura dan Tasua

Sebagaimana bunyi Surah At-Taubah ayat 36, umat Islam dilarang untuk menganiaya dirinya melalui perbuatan maksiat. Kaum muslim dianjurkan untuk memperbanyak menjalankan amalan ibadah.

Amalan sunah yang dianjurkan selama bulan Muharam adalah puasa sunah Tasua dan Asyura. Keutamaan puasa Asyura dan Tasua termuat dalam hadis Abu Hurairah Ra. Rasulullah SAW bersabda:

"Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam," (HR. Muslim).

Apakah Boleh Puasa Asyura Tanpa Puasa Tasua?

Tidak ada keharusan berpuasa Tasua dulu baru kemudian Asyura di hari berikutnya. Islam memperbolehkan tidak berpuasa Tasua dan hanya berpuasa Asyura saja.

Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam kitab I'anatut Thalibin menjelaskan pandangan Mazhab Syafi'i sebagai berikut:

"[Di dalam kitab Al-Umm, tak masalah hanya mengamalkan puasa Asyura saja] maksudnya, agama tidak mempermasalahkan orang yang hanya berpuasa 10 Muharram saja [tanpa diiringi dengan puasa sehari sebelum dan sesudahnya],” (Lihat Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I‘anatut Thalibin, Kota Baharu-Penang-Singapura, Sulaiman Mar‘i, tanpa catatan tahun, juz II, halaman 266).

Perintah puasa sehari sebelum atau sesudah menunaikan puasa Asyura hanya bersifat anjuran. Alasan utamanya agar tidak menyerupai puasa kaum Yahudi. Mereka hanya berpuasa pada tanggal 10 Muharam saja.

Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari melalui kitab Fathul Mu'in memberikan penjelasan terkait anjuran tersebut.

“[Disunahkan] puasa hari Asyura, yaitu hari 10 Muharram karena dapat menutup dosa setahun lalu sebagai hadits riwayat Imam Muslim. [Disunahkan] juga puasa Tasu‘a, yaitu hari 9 Muharram sebagai hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, ‘Kalau saja aku hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa tasu‘a.

"Tetapi Rasulullah SAW wafat sebelum Muharram tahun depan setelah itu. hikmah puasa Tasu‘a adalah menyalahi amaliyah Yahudi. Dari sini kemudian muncul anjuran puasa hari 11 Muharram bagi mereka yang tidak berpuasa Tasu‘a. Tetapi juga puasa 11 Muharam tetap dianjurkan meski mereka sudah berpuasa Tasu‘a sesuai hadits Rasulullah SAW,” (Lihat Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari, Fathul Mu‘in pada hamisy I‘anatut Thalibin, Beirut, Darul Fikr, 2005 M/1425-1426 H, juz II, halaman 301).

Dalil Puasa Tasua dan Asyura

Dalil anjuran pelaksanaan puasa Tasua dan Asyura merujuk kepada sejumlah hadis. Berikut ini daftar hadis yang bisa menjadi landasan atau dalil puasa Tasua dan Asyura:

  • "Diriwayatkan dari Abu Qatadah Ra: sungguh Rasulullah saw bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab:"Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat'," (HR Muslim).
  • "Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Asyura [tanggal 10 Muharram] menghapuskan dosa setahun yang lepas," (HR Muslim).
  • "Hari apa yang kalian puasa kan ini? Mereka menjawab:'Ini adalah hari yang agung, yang mana Allah memenangkan Nabi Musa dan kaumnya dan menenggelamkan Firaun dan kaumnya. Dan Nabi Musa berpuasa pada hari itu karena bersyukur. Maka kami pun berpuasa'. Rasulullah berkata: 'Aku lebih berhak dan layak terhadap Nabi Musa dari kalian'. Kemudian Rasulullah berpuasa dan memerintahkan untuk puasa Asyura," (Muslim ibn al-Hajjaj, Shahih Muslim, bab Shaumu Yaumi ‘Asyura, nomor 1130).
  • "Apabila tiba tahun depan –insya Allah [jika Allah menghendaki]- kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan," (HR. Muslim no. 1134).

Niat Puasa Muharram Hari ke 1-10

Niat puasa Muharram hari ke 1-10 menjadi perkara yang perlu diperhatikan selama menjalankan puasa Tasua dan Asyura bulan Muharram. Berikut ini niat puasa Muharam hari pertama hingga kesepuluh:

1. Niat Puasa Muharam Hari 1-8

نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shaumal Muharrami lilâhi ta’âlâ

Artinya:"Saya niat puasa Muharram karena Allah ta’âlâ,".

2. Niat Puasa Muharam Hari ke-9 (Puasa Tasua)

نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma Tâsû’â-a lilâhi ta’âlâ

Artinya:"Saya niat puasa Tasu’a karena Allah ta’âlâ,".

3. Niat Puasa Muharam Hari ke-10 (Puasa Asyura)

نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta’âlâ

Artinya:"Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’âlâ,".

Jadwal Puasa Tasua dan Asyura 2024 versi NU

Berdasarkan keputusan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), 1 Muharam 1446 H jatuh pada Senin, 8 Juli 2024.

Dengan itu, puasa Tasua versi NU akan dilakukan pada hari Selasa, 16 Juli 2024 (9 Muharam 1446 H). Sementara puasa Asyura NU bakal dikerjakan bertepatan dengan hari Rabu, 17 Juli 2024 (10 Muharam 1446 H).

Baca juga artikel terkait MUHARRAM 2024 atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Edusains
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Beni Jo & Yulaika Ramadhani