Menuju konten utama

Kalistenik vs GYM, Mana yang Lebih Bagus untuk Pemula?

Kalistenik dan gym termasuk jenis olahraga untuk membangun massa otot, namun keduanya memiliki perbedaan. Berikut ulasan kalistenik vs gym.

Kalistenik vs GYM, Mana yang Lebih Bagus untuk Pemula?
Ilustrasi olahraga. Kalistenik vs GYM, Mana yang Lebih Bagus untuk Pemula? foto/istockphoto

tirto.id - Memiliki otot ideal merupakan salah satu tujuan orang untuk berolahraga. Berbagai cara untuk meningkatkan massa otot dapat dilakukan demi mencapai bentuk tubuh yang ideal.

Berkaitan dengan upaya membentuk tubuh, ada sejumlah olahraga yang dapat dilakukan. Di antara olahraga pembentuk massa otot itu, gym dan kalistenik menjadi jenis olahraga yang bisa dipilih.

Kalistenik dan gym merupakan metode latihan yang dapat ditekuni secara konsisten jika ingin membentuk massa otot. Namun, satu hal yang perlu dicatat, kalistenik dan gym memiliki perbedaan. Lantas, apa bedanya kalistenik dengan gym?

Perbedaan Kalistenik dan GYM

Meski bisa digunakan untuk membentuk massa otot, kalistenik dan gym memiliki pendekatan yang berbeda. Kalistenik umumnya lebih berfokus pada berat badan sendiri, sedangkan gym melibatkan alat berat.

Berikut ini adalah sejumlah poin yang membedakan kalistenik vs gym:

1. Masalah Tempat

Perbedaan paling mencolok antara kalistenik dan gym adalah faktor tempat. Gym umumnya dilakukan di ruangan tertutup, aman, dan dipenuhi matras. Di sisi lain, aktivitas kalistenik dapat berlangsung di luar maupun dalam ruangan.

Tempat-tempat terbuka bisa menjadi lokasi latihan kalistenik, seperti taman atau jalanan, tanpa bantuan peralatan khusus. Kondisi tersebut tak bisa disamai oleh orang yang cenderung berminat pada gym.

2. Program Latihan

Perbedaan kalistenik dan gym berikutnya terletak pada program latihan masing-masing. Penggiat kalistenik yang akan meningkatkan beban latihan secara otomatis juga harus mempelajari jenis latihan yang berbeda.

Sebagai contoh, bila seseorang sudah mampu melakukan 20 repetisi push-up, ia bisa beralih melakukan diamond push-up. Gerakan ini tergolong lebih rumit dan bisa dilakukan jika ingin meningkatkan level.

Sementara itu, penggiat gym yang ingin menambah tingkat beban hanya perlu mengganti berat untuk peralatan yang mereka gunakan. Hal ini tentu cenderung lebih mudah daripada berlatih gerakan tertentu.

3. Jenis Latihan

Perbedaan jenis latihan menjadi poin berikutnya dalam pembahasan tentang calisthenics vs gym. Olahraga kalistenik umumnya dilakukan dengan latihan atau gerakan yang mendasar, seperti push-up, pull-up, dip, squat, jumping jack, hingga sit up.

Lain dengan kalistenik, jenis latihan gym meliputi latihan-latihan berat. Sebut saja bench press, deadlift, leg press, barbel squat, lat pull-down, treadmill, sampai dumbbell durl.

4. Perbedaan Fokus

Gerakan tubuh dalam olahraga kalistenik cenderung bebas, namun memerlukan keseimbangan yang baik. Latihan ini secara tak langsung dapat meningkatkan kontrol tubuh seseorang. Fleksibilitas tubuh dan keseimbangan ditekankan dalam olahraga ini.

Di sisi lain, gym lebih berfokus pada pengembangan kekuatan dan massa otot. Meski tak mengabaikan pula soal fleksibilitas dan keseimbangan, namun hal itu tak terlalu dicurahkan dalam gym.

Mana yang Lebih Baik untuk Pemula, Kalistenik atau GYM?

Perbandingan kalistenik dan gym akan tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Setiap tujuan dapat menentukan bentuk dan program latihan yang akan dijalankan pada masing-masing jenis latihan tersebut.

Jika ingin membangun otot, gym dianggap sebagai pilihan yang lebih tepat. Sebab, gym akan terus-menerus memberi tantangan pada otot. Otot juga akan terlatih untuk resisten terhadap beban yang diberikan dari waktu ke waktu.

Situasi ini memungkinkan adanya pertumbuhan otot secara progresif. Dengan gym, fokus dapat lebih mudah diarahkan untuk memenuhi target otot-otot individual. Semua ini bisa dilakukan karena gym menggunakan peralatan eksternal sebagai alat bantu, yang bisa diganti atau ditambah sesuai kebutuhan.

Di sisi lain, latihan kalistenik yang bergantung pada berat badan akan relatif sulit memenuhi target-target tinggi. Sebab, tubuh dapat mencapai batasannya sendiri hingga tidak mampu lagi memacu pertumbuhan otot.

Bila ingin kembali merangsang pertumbuhan otot dalam olahraga kalistenik, diperlukan latihan yang lebih variatif. Namun demikian, hal ini akan cenderung memakan waktu lebih lama karena harus mempelajari latihan baru tersebut.

Akan tetapi, apabila tujuan untuk berolahraga adalah membakar kalori, kalistenik bisa jadi pilihan untuk dilakukan. Gerakan kalistenik cenderung lebih dinamis daripada gym. Terlepas dari perbedaan calisthenic dan gym, kedua jenis olahraga ini tetap positif apabila dilakukan.

Baca juga artikel terkait GAYA HIDUP SEHAT atau tulisan lainnya dari Ahmad Yasin

tirto.id - Diajeng
Kontributor: Ahmad Yasin
Penulis: Ahmad Yasin
Editor: Dhita Koesno