tirto.id - Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis hasil survei tentang penetrasi dan perilaku pengguna internet Indonesia pada 2017.
Sekretaris Jenderal APJII Henri Kasyfi Soemartono mengatakan ada peningkatan jumlah pengguna internet Indonesia menjadi 143,26 juta pada 2017. Sebagai catatan, data populasi penduduk Indonesia tercatat berjumlah 262 juta orang.
"Jadi pengguna internet naik 10 juta dari tahun sebelumnya (2016), yaitu 132,7 juta orang," kata Henri di Hard Rock Cafe, Jakarta pada Senin (19/02/2018).
APJII juga memberlakukan kategori usia dan wilayah untuk memetakan tingkat penetrasi pengguna internet di Indonesia dalam survei tersebut.
Berdasarkan kategori usia, pengguna internet ternyata didominasi oleh usia 13-18 tahun. Tingkat penetrasinya mencapai 75,50 persen. "Anak muda penetrasi penggunaannya (pada internet) tinggi," ucap Henri.
Sementara menurut ketegori wilayah pulau, tingkat penetrasi pengguna internet di pulau Kalimantan menduduki peringkat teratas dengan angka 72,19 persen. Kemudian, disusul oleh Jawa dan Bali-Nusa, dengan angka tingkat penetrasi pengguna internet masing-masing 57,70 persen dan 54,23 persen.
Untuk kategori wilayah kabupaten/kota, APJII membedakan antara daerah Urban, Rural-Urban dan Rural untuk mengetahui faktor penghambat penggunaan internet di Indonesia.
Dalam survei APJII, kategori wilayah Urban adalah daerah administratif dengan mayoritas Gross Domestic Product (GDP) bersumber dari sektor nonpertanian.
Sedangkan Rural-Urban adalah daerah administratif dengan komposisi sumber GDP seimbang antara sektor pertanian dan nonpertanian. Sementara Rural adalah daerah administratif dengan GDP mayoritas ditopang oleh sektor pertanian.
Hasil survei APJII menyimpulkan bahwa ada ketimpangan penetrasi pengguna internet yang besar antara kategori Urban dengan rural-urban dan rural.
Pada kategori Urban, tingkat penetrasi pengguna internet mencapai 72,41 persen. Sementara pada kategori rural-urban dan rural, tingkat penetrasi pengguna internet masih 49,49 persen dan 48,25 persen. Data ini menunjukkan bahwa akses internet di daerah perkotaan jauh lebih mudah ketimbang kawasan perdesaan.
"Artinya apa? Infrastruktur (internet) di (daerah) urban sudah bagus, tapi infrastruktur di rural masih perlu ditingkatkan lagi," kata Henri.
Survei APJII tersebut melibatkan 2.500 responden dengan margin of error sekitar 1,96 persen dan level of confidence 95 persen serta metode pengumpulan data melalui wawancara dan kuesioner.
Adapun 2500 respoden tersebut tersebar di Pulau Sumatera (553 responden), Pulau Jawa (1376 responden), Kalimantan (151 responden), Sulawesi (197 responden), Bali-Nusa (142 responden) dan Maluku Papua (81 responden).
Penulis: Naufal Mamduh
Editor: Addi M Idhom