Menuju konten utama

Jokowi Senang Masyarakat Makin Semangat Lapor SPT Pajak

Presiden Joko Widodo  mengaku senang jumlah Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan pajak naik.

Jokowi Senang Masyarakat Makin Semangat Lapor SPT Pajak
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato saat menghadiri perayan HUT ke-8 Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Jakarta, Selasa (31/1/2023). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan inspeksi mendadak ke kantor pelayanan pajak Surakarta, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023). Dalam sidak tersebut, Jokowi mengaku senang jumlah Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan pajak naik.

"Secara nasional, Alhamdulillah kalau dibandingkan tahun yang lalu pada tanggal yang sama dulu 5,4 juta yang menyampaikan SPT pada hari yang sama bulan yang sama tapi tahun ini sudah 6,6 (juta). Artinya ada kenaikan masyarakat yang menyampaikan SPT di awal," kata Jokowi di KPP Surakarta, Kamis.

Jokowi juga mengaku kaget karena masih banyak orang yang mendatangi kantor pajak padahal bisa mengisi dari rumah via e-filling. Dia mengklaim antusiasme warga masih terlihat ingin mengisi form pajak secara benar.

Jokowi pun mengakui sudah menyampaikan SPT. Dia mengimbau kepada seluruh wajib pajak agar dapat segera menyampaikan SPT hingga tanggal 31 Maret 2023. Kepala Negara menyebut bahwa penerimaan negara dari pajak nantinya akan digunakan untuk mendorong pembangunan tanah air.

"Kita harapkan bisa nanti kita pakai untuk subsidi BBM, subsidi listrik, subsidi pupuk, untuk dana desa, untuk bantuan sosial, untuk membangun jalan, untuk membangun pelabuhan, untuk memperbaiki jalan. Itu semuanya dari penerimaan pajak yang kita dapatkan," ungkap Jokowi.

Untuk diketahui sebelumnya, Gelombang kekecewaan publik terhadap Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan terus meluap. Kekecewaan ini bermula ketika Mario Dandy Satrio, salah satu anak pejabat Ditjen Pajak terlibat kasus penganiayaan terhadap David, anak dari kader GP-Ansor.

Kasus ini kemudian merembet kepada tingkah laku Mario Dandy yang belakangan suka memamerkan harta kekayaannya. Mulai dari mobil mewah Rubicon hingga motor gede (moge) Harley Davidson. Sampai akhirnya berujung pada sorotan harta kekayaan ayahnya yang mencapai Rp56,1 miliar. Kemarahan netizen semakin bertambah setelah mengetahui kehadiran klub moge milik para pejabat DJP Kemenkeu. Salah satu anggotanya adalah Direktur Jenderal Pajak, Suryo Utomo. Foto itu pun kemudian viral di media sosial. Suryo diketahui memiliki total kekayaan senilai Rp14,45 miliar berdasarkan LKHPN 2021.

Suryo memiliki moge berupa motor Harley Davidson Sportster 2003 dengan sumber yang tertulis dari hasil sendiri senilai Rp155 juta. Dari kejadian itu, seruan boikot pajak di media sosial Twitter ramai tak terhindarkan. Ajakan boikot pajak bahkan sempat menjadi salah satu trending topic di Twitter. Setelahnya, tagar #SriMulyaniOmdo ikut trending.

Warganet meluapkan kekecewaan karena merasa pajak yang dibayarkan telah dinikmati sebagian pejabat Ditjen Pajak. Bisa Berpengaruh pada Target Penerimaan Pajak? Direktur Eksekutif Pratama-Kreston Tax Research Institute (TRI), Prianto Budi Saptono menilai, kasus pamer harta dilakukan keluarga maupun pejabat publik bisa berpengaruh terhadap penurunan penerimaan pajak. Meskipun secara keseluruhan tidak berpengaruh banyak terhadap penurunannya.

“Kejadian tersebut dapat berpengaruh meski tidak signifikan," ujarnya kepada reporter Tirto, Selasa (28/2/2023).

Pada tahun ini, penerimaan pajak ditargetkan Kemenkeu senilai Rp1.718 triliun atau tumbuh 0,07 persen dari realisasi tahun lalu Rp1.716,8 triliun. Adapun per Januari 2023, realisasi penerimaan pajak baru 9,4 persen dari target atau hanya sebesar Rp162,2 triliun.

Baca juga artikel terkait DJP KEMENKEU atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Intan Umbari Prihatin