tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa sikap dirinya dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kurang lebih sama, yakni sama-sama berjiwa demokratis.
"Saya mungkin memenuhi lah kriteria-kriteria itu. Artinya saya dan Pak SBY ini beda-beda tipis banget. Kalau saya seorang demokrat, kalau Pak SBY tambah satu Ketua Partai Demokrat. Jadi bedanya tipis sekali," kata Jokowi, Sabtu (10/3/2018).
Dalam sambutannya di Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat di Sentul, Bogor, Jokowi sempat menyinggung kabar yang menyatakan dirinya sebagai pemimpin otoriter. Isu itu sempat berkembang di media sosial pada Agustus 2017 lalu.
"Yang lalu saya baca disampaikan bahwa saya adalah pemimpin yang otoriter. Saya heran saja kenapa dibilang otoriter. Menurut saya, saya ini tidak ada potongan sama sekali pemimpin yang otoriter," kata Jokowi.
Bahkan, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menilai, dirinya murah senyum dan tidak berpenampilan seperti ciri-ciri pemimpin otoriter. Ia justru mengklaim sebagai orang yang demokratis.
Dalam kesempatan yang sama, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memastikan partainya akan mengusung calon presiden dan calon wakil presiden dalam Pilpres 2019. SBY pun tidak menutup kemungkinan akan mendukung Presiden Jokowi di Pilpres 2019.
"Dengan dukungan Tuhan Yang Maha Kuasa sangat bisa Partai Demokrat berjuang bersama Bapak [Jokowi]," kata SBY.
SBY mengatakan, Partai Demokrat telah belajar dari kekalahan pada Pilpres 2014. Presiden RI ke-6 itu mengaku ada dua hal yang membuat Partai Demokrat kalah. Pertama, karena banyak kader yang korupsi. Masalah kedua adalah Partai Demokrat tidak mengusung kandidat calon presiden dan calon wakil presiden.
"Insya Allah dalam Pilpres 2019 mendatang Demokrat akan mengusung calon presiden dan calon wakil presiden paling tepat," kata SBY.
SBY mengatakan, Partai Demokrat bisa berkoalisi dan mendukung Presiden Jokowi selama memenuhi sejumlah syarat.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Alexander Haryanto