Menuju konten utama

SBY Jelaskan Tantangan Besar Jokowi Jika Terpilih di Pilpres 2019

SBY menceritakan, kebijakannya yang menaikan harga BBM di tahun 2008 berbuntut pada anjloknya elektabilitas saat mencalonkan kembali di Pilpres 2009.

SBY Jelaskan Tantangan Besar Jokowi Jika Terpilih di Pilpres 2019
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga.

tirto.id - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan, Presiden Jokowi masih mempunyai tantangan besar bila ingin maju dalam Pilpres 2019, salah satunya masalah ekonomi.

"Tantangan Bapak [Jokowi] yang utama ke depan ini adalah bagaimana mengelola perekonomian kita yang pada tingkat global, kawasan dan pasti dampaknya ke tingkat nasional akan menghadapi tantangan-tantangan baru," kata SBY dalam Rapimnas Demokrat di Sentul, Bogor, Sabtu (10/3/2018).

SBY mengklaim, seluruh rakyat Indonesia berharap ekonomi makin tumbuh dan kuat di tahun-tahun mendatang. Dengan demikan, taraf hidup masyarakat pun akan lebih baik lagi. Menurut SBY, Indonesia harus bisa mengambil peran di balik pertumbuhan ekonomi global.

"Saya melihat dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi global dan regional di tahun-tahun mendatang. Indonesia memiliki peluang yang baik untuk meningkatkan dan memperkuat perekonomian," kata SBY.

Ayah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini mengatakan, kenaikan permintaan, kenaikan harga komoditas pertanian dan energi di dunia menjadi kabar baik bagi Indonesia. SBY berpandangan, Indonesia seharusnya bisa mendapatkan pendapatan negara yang besar dari tingginya permintaan.

"Ini menjadi peluang besar dan peluang yang baik untuk betul-betul meningkatkan kesejahteraan saudara-saudara kita rakyat Indonesia," kata SBY.

Kisah SBY Saat Hadapi Krisis Ekonomi di Tahun 2008

SBY menyatakan, dirinya sempat kewalahan dalam menangani masalah ekonomi saat menjadi Presiden Indonesia ke-6 pada tahun 2008.

"Dulu, juga menjelang pemilihan presiden kami terus terang para menteri dan wakil menteri yang duduk bersama saya juga merasakan situasi yang tidak mudah," kata SBY.

Kala itu, SBY menghadapi kesulitan ekonomi lantaran harga minyak naik hingga 150 dolar Amerika Serikat per barel.

SBY menerangkan, saat itu pemerintah berpikir keras hingga berminggu-minggu untuk mencegah krisis ekonomi agar Indonesia tidak jatuh seperti krisis 1998.

Akhinya, saat itu SBY memutuskan menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar Rp1.500 dari harga biasa.

"Akibatnya elektabilitas saya sebagai calon presiden [2009] jatuh, turun lebih dari 10 persen hingga angka 43 persen,” kata dia.

“Namun Alhamdulillah Allah menolong Indonesia, harga minyak yang meroket tiba-tiba turun sehingga bisa menahan inflasi yang tidak perlu dan akhirnya Indonesia selamat dari krisis ekonomi global. Alhamdulillah," lanjut SBY.

Oleh karena itu, SBY mendoakan Presiden Jokowi bisa menyelesaikan pemerintahan dengan baik. Ia yakin, Presiden Jokowi bisa mengatur pengelolaan sumber daya dengan baik. Ia pun mendoakan semoga niat mantan Walikota Solo itu untuk maju dua periode bisa menjadi kenyataan.

"Saya punya keyakinan Bapak Presiden [Jokowi] Insya Allah Bapak akan bisa mengatasi dan mengelola tantangan ekonomi mendatang," kata SBY.

Baca juga artikel terkait RAPIMNAS DEMOKRAT atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Alexander Haryanto