tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sumringah usai menjajal prototipe motor listrik berkelir merah sejauh 200 meter di Istana Negara. Kepada awak media yang sudah menantinya Jokowi bikin target ambisius soal produksi motor yang ia jajal tersebut.
"Ini diuji coba sudah lama. Sudah masuk juga uji semua sudah. Sekarang bicara masalah produksi. Sebulan 5000 satu tahun kurang lebih 60 ribu [unit]. Tapi kl pasar menyebut ini bisa dibesarkan," kata Jokowi, Rabu (7/11) seperti dikutip dari Kompas.
Motor listrik yang dijajal Jokowi adalah Gesits, singkatan dari Garansindo Electric Scooter ITS. Seperti namanya, motor ini—yang bentuknya mirip seperti Honda Vario—adalah hasil kolaborasi antara Garansindo, distributor merek-merek luar negeri, dengan Institut Sepuluh Nopember.
"Ini adalah brand dan prinsipal 100 persen Indonesia. Sepeda motor listrik," tambah Jokowi.
Pada kesempatan yang sama Presiden ke-7 Indonesia itu juga mengatakan kalau ia ingin Gesits diluncurkan tahun depan. Keinginan ini ditegaskan oleh Rektor ITS Joni Hermana setelah bertemu Jokowi, kemarin.
"Januari. Tadi presiden rencananya [meluncurkan] Januari," kata Joni, seperti dikutip dari Detik.
Pernyataan ini sebetulnya bukan barang baru. Sebelum Jokowi mengatakan itu, sudah beberapa kali pihak-pihak terkait mengatakan Gesits siap diproduksi massal setelah ditandatanganinya kerja sama antara ITS dan Garansindo Group pada Juni 2015, tapi berkali-kali pula diundur karena satu dan lain alasan.
Molor dari Target
Berdasarkan pencarian Google News, pernyataan terkait peluncuran atau produksi massal Gesits pernah diungkapkan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir ketika mendatang ITS pada Mei 2016. Kala itu juga ia mengatakan akan membantu agar Gesits segera bisa dijual.
"Ini [Gesits] targetkan 2017 sudah produksi massal ya. Pokoknya, Gesits harus bisa menggeser motor konvensional," katanya, dikutip dari Antara.
Pernyataan Nasir bisa dibilang prematur karena pada tahun itu bahkan belum jelas dimana lokasi pabrik untuk produksi sepeda motor ini. CEO Garansindo Group Muhammad Al Abdullah atau yang biasa dipanggil Memet pada November 2016 mengaku ada beberapa alternatif lokasi pabrik, tapi belum ada yang pasti.
"[Lokasi pabrik] belum bisa kami umumkan, karena sebetulnya belum 100 persen final. Kami punya dua pilihan, satu di daerah Jabodetabek, satu lagi di Jawa Timur. Insyaallah finalnya di akhir tahun ini," katanya, mengutip Liputan6.
Ketika itu Memet mengaku Garansindo berencana meluncurkan Gesits pada 2018, tapi, atas perintah Menristekdikti, "diminta dipercepat." Maka mereka pun menetapkan waktu peluncuran pada semester dua 2017. Tapi rencana itu tak terealisasi.
Meski memang toh tetap ada kemajuan. Situs resmi Gesits menyebut PT. Wijaya Manufakturing (PT. WIMA), usaha patungan antara PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi (BUMN) dan PT. Gesits Technologies Indo (swasta), memutuskan mendirikan pabrik perakitan di kawasan industri di Cileungsi, Jawa Barat.
Pada Mei 2017, Garansindo kembali menegaskan kalau mereka akan meluncurkan Gesits pada semester 2 2017, tapi baru dilepas ke pasar tahun ini.
Kabar soal Gesits nyaris hilang berbulan-bulan hingga kemudian pada Februari lalu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan menyebut Gesits akan diluncurkan pada 17 Agustus 2018, yang, lagi-lagi, tidak terealisasi.
Pejabat PT GTI mengatakan meski tak jadi meluncur Agustus, namun ia mengklaim "telah sesuai dengan jadwal".
Menristekdikti Mohamad Nasir lagi-lagi menyebut waktu peluncuran, dan lagi-lagi pula tak terjadi. "Harapan saya bapak presidenlah yang akan launching produk pada September," kata Nasir.
Nasir sempat mendatangi pabrik perakitan Gesits pada Agustus lalu. Ketika itu pabrik masih berstatus "persiapan produksi."
Kami mencoba mengkonfirmasi pernyataan Jokowi bahwa Gesits akan meluncur pada Januari kepada CEO PT GTI Harun Sjech dan CEO Garansindo Group Muhammad Al Abdullah. Namun telepon dan pesan singkat tidak direspons.
Jadi, apakah Gesits benar-benar meluncur Januari nanti atau malah justru molor lagi?
Penulis: Rio Apinino