Menuju konten utama

Jokowi akan Kunjungi Pesantren Berbasis Kewirausahaan

Pada Desember mendatang, Presiden Jokowi diagendakan mengunjungi pesantren berbasis kewirausahaan. Pesantren tersebut tercatat berhasil mengembangkan bisnis kopi yang sudah menembus pasar ekspor setelah pasar dalam negeri.

Jokowi akan Kunjungi Pesantren Berbasis Kewirausahaan
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Mensesneg Pratikno (kedua kiri), Seskab Pramono Anung (kedua kanan) serta Pimred Kompas Budiman Tanuredjo (kiri) memberikan keterangan pers terkait pandangan ekonomi. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diagendakan mengunjungi Pondok Pesantren Mukmin Mandiri yang berbasis wirausaha agrobisnis dan agroindustri di Waru, Sidoarjo, Jawa Timur pada Desember mendatang. Hal itu disampaikan Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Puspayoga dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (28/11/2016).

“Rencana kunjungan Presiden ke Pesantren tersebut berawal dari pertemuan Presiden dengan pelaku UKM di Istana, Jumat (25/11/2016) yang juga dihadiri pimpinan Pesantren Mukmin Mandiri Muhammad Zakki,” jelas Puspayoga.

Pada pertemuan tersebut, Puspayoga mengatakan, Presiden mendapatkan banyak penjelasan dari Muhammad Zakki tentang pengembangan Pesantren berbasis kewirausahaan. Saat mendapat penjelasan tersebut, Presiden tertarik untuk mendatangi langsung pesantren tersebut.

"Rencana kunjungan Presiden pada Desember, kepastian tanggalnya masih akan ditentukan," kata Puspayoga seperti dikutip dari Antara.

Pesantren Mukmin Mandiri merupakan contoh pesantren yang bisa memadukan kewirausahaan dan ilmu agama. Para santri yang menimba ilmu di pesantren tersebut tidak hanya diperkuat dengan ilmu agama namun juga dididik agar mampu mandiri secara ekonomi.

Pesantren yang berdiri pada 2006 ini tercatat berhasil mengembangkan bisnis kopi yang sudah menembus pasar ekspor setelah pasar dalam negeri. Ekspor perdana ke Australia dengan merek Kopi Raja, dilakukan pada Agustus 2016 mencapai 25 ton per bulan.

Zakki mengatakan pengelolaan usaha kopi dilakukan para santri mulai dari pengolahan, marketing, keuangan. Para santri tetap mendapat bayaran dari kegiatan yang dilakukannya

Tiap bulan, pesantren mampu memproduksi 65 ton kopi dari kebun seluas 615 hektar di Tulung Agung, Jawa Timur. Ia menyebutkan, permintaan sebenarnya melebihi produksi tapi karena keterbatasan waktu para santri karena mereka juga butuh waktu belajar.

"Saya mendirikan pesantren ini memang tujuannya adalah mengembangkan kewirausahaan bagi santri. Apa yang dikembangkan di Pesantren ini bisa diadopsi di pesantren lain agar para santri setelah lulus, bisa mandiri dan merdeka secara ekonomi," katanya.

Baca juga artikel terkait PROGRAM SANTRIPRENEUR atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Bisnis
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari