Menuju konten utama

Jenis Bebek

Beternak itik atau bebek merupakan peluang bisnis yang sangat menguntung dan prospektif, karena belum terpenuhinya kebutuhan produk itik di pasaran oleh para peternak, terutama untuk jenis bebek tertentu.

Jenis Bebek
peternak menggiring ratusan ekor ternak bebek kembali ke dalam boks kandang portabel di atas mobil pikap di tulungagung, jawa timur, rabu (8/6). Antara foto/destyan sujarwoko/aww/16.

tirto.id - Di Indonesia selama ini jenis itik yang dikhususkan sebagi itik pedaging adalah itik manila, yang lebih populer dengan nama entog. Jenis itik ini dalam waktu sepuluh minggu bisa mencapai bobot sampai 3 Kg. Seiiring dengan meningkatnya permintaan akan daging itik, sejak beberapa tahun yang lalu di Indonesia mulai dikembangkan peternakan itik pedaging dari berbagai jenis seperti itik peking, itik serati, dan lain-lain.

Itik yang di masyarakat lebih dikenal dengan nama bebek (bahasa Jawa) ini nenek moyangnya merupakan itik liar (Anas moscha) yang berasal dari Amerika Utara. Namun, seiring dengan perkembangan waktu, itik liar terus dijinakkan oleh manusia hingga terbentuklah beragam jenis itik seperti yang banyak dipelihara saat ni dan selanjutnya lebih dikenal sebagai itik ternak ( Anas domesticus) dan itik manila/entog ( Anas muscovy).

Bila dibandingkan dengan jenis unggas lain, penyebaran itik tergolong sangat luas karena itik dapat hidup normal di daerah subtropis maupun daerah tropis. Oleh karena itu, tidak menghrankan bila itik liar bisa berimigrasi sampai ke Afrika Utara dan Asia seperti Indonesia, Malaysia, Filipina dan Vietnam.

Di Indonesia, itik pertama kali diperkenalkan oleh orang-orang India pada abad VII, terutama di wilayah Pulau Jawa. Orang-orang India tersebut merupakan ahli bangunan yang sengaja didatangkan oleh Raja Syailendra untuk membangun candi-candi Hindu dan Budha di Ndonesia. Ada yang mengatakan bahwa motivasi ritual keagamaan yang mendorong mereka mengembangakan itik di Indonesia. Bukti masih dapat dilihat dalam berbagai upacara keagamaan yang ada di Bali, yakni itik dijadikan sebagai salah satu bahan pelengkan sesaji.

Dalam pustaka sejarah, tercatat bahwa penyebaran ternak itik sangat pesat, terutama pada jaman keemasan Majapahit yang kemudian menjadi awal permulaan penyebaran dan pengembangan ternak itik di wilayah lain Indonesia seperti Kalimantan Selatan, Sumatera, Sulawesi dan Bali. Selain angsa India, pemerintah kolonial Belanda juga tercatat memiliki andil dalam penyebaran itik di Indonesia yakni melalui kuli-kuli kontrak yang mereka mukimkan di Sumatera pada tahun 1920, khususnya di Daerah Deli dan Lampung.

Jenis-jenis itik di Indonesia

Di Indonesia terdapat bermacam-macam jenis itik lokal dengan karakteriskti khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Sebagai contoh itik tegal, itik mojosari, itik bali, itik alabio, itik cirebon, itik pegagan, itik kerinci dan jenis lainnya. Secara umum, itik-itik lokal dikenal sebagai itik asli Indonesia. Dalam istilah asing itik lokal dikenal dengan nama Indian runner atau pada jaman penjajahan Belanda dinamakan indiche-loopend.

Jenis-jenis itik Indonesia umumnya dikelmpokkan berdasarkan pendekatan produksi dari keunggulan yang dimiliki masing-masing itik yaitu itik petelur dan itik pedaging.

Itik Petelur memiliki keunggulan dalam hasil telurnya sehingga tujuan utamanya adalah untuk menghasilkan telur. Adapun jenis-jenis itik petelur adalah: itik alabio, itik bali, itik mojosari, itik tegal, itik magelang, itik turi, itik cirebon dan itik hibrida. Sedangkan itik pedaging yang terdapat di Indonesia adalah itik manila (entok), itik serati, itik peking. (hkti.org)

Baca juga artikel terkait UNGGAS atau tulisan lainnya dari Suhendra

Reporter: Arbi Sumandoyo
Penulis: Suhendra
Editor: Suhendra