Menuju konten utama

Jazz Gunung Bromo Edisi 16 Akan Hadir Pada Juli 2024

Jazz Gunung Bromo akan diadakan di Amfiteater Jiwa Jawa Bromo, desa Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur, pada Jumat-Sabtu, 19-20 Juli 2024. 

Jazz Gunung Bromo Edisi 16 Akan Hadir Pada Juli 2024
Penonton menyaksikan penampilan Mus Mujiono feat Sweetswingnoff pada acara Jazz Gunung Bromo 2023 di Jiwa Jawa Resort, Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (21/7/2023). ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/nym.

tirto.id - Tahun ini Jazz Gunung Bromo kembali hadir, lengkap dengan branding sebagai festival jazz paling romantis. Bagaimana tidak, festival ini memadukan musik dan alam indah, menghadirkan dua komponen untuk menciptakan kenangan bersama orang-orang terkasih.

Hal ini diungkapkan dalam Press Conference Jazz Gunung Bromo 2024 di Institut français Indonésie (IFI), Jakarta (25/6). Acara ini dihadiri oleh Founder Jazz Gunung Indonesia: Sigit Pramono, Direktur Utama Jazz Gunung Indonesia: Bagas Indyatmono, Senior VP Corporate Communication BCA: Susanti Nurmalawati, Wakil Atase Kebudayaan IFI-Kedubes Prancis: Bimo Putra, VP Sales & Business Operation Jiwa Jawa: Chandra Hadi Siswoyo, serta sejumlah penampil seperti GIGI, Vina Panduwinata, Elfa’s Singers, dan Kelapa Muda.

Dari segi musik, keintiman akan hadir lewat sederet bintang tamu musisi lintas generasi. Musik serta panggung yang tak berjarak menambah hangat kemesraan tersebut. Sedangkan dari segi alam, Jazz Gunung Bromo menghadirkan suasana magis: halimun yang terkadang turun di tengah penampilan musik, suasana magis di peralihan sore menuju malam, hingga bintang terang yang jadi atap pertunjukan, di tengah suhu yang bisa mencapai 10 derajat celcius.

Bagas mengatakan formula kurasi penampil yang dilakukan dengan metode LEICA (Legend, Emerging, International, Collaboration / Community, Anchor). Lima kriteria ini harus masuk dalam musisi yang dipilih untuk tampil.

“Selain pertunjukkan jazz paling romantis, Jazz Gunung memiliki komitmen untuk tetap mempertahankan komposisi penampil musik jazz lebih besar dan juga membuka ruang bagi para musisi jazz muda yang berbakat dan sudah layak tampil di depan para Jama’ah Al-Jazziyah (sebutan penonton Jazz Gunung)," ungkap Bagas.

Selain itu, sebagai bentuk komitmen event keberlanjutan dan pemberdayaan lokal, Jazz Gunung Bromo konsisten mengajak masyarakat sekitar menjadi panitia. Tahun ini, jumlahnya mencapai 85 persen dari total panitia. Selain itu semua vendor juga lokal dari transportasi, konsumsi, dan penginapan.

"Ini bukan hal yang dicapai dengan instan. Selama 16 tahun, kami berproses dan melakukan transfer knowledge," tambah Bagas.

Diselenggarakan sejak 2009, Jazz Gunung Bromo edisi ke 16 ini menjadi event kedua dari rangkaian Jazz Gunung Series 2024, yang akan diselenggarakan di Amfiteater Jiwa Jawa Bromo, desa Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur, pada Jumat-Sabtu, 19-20 Juli 2024 mendatang dengan kapasitas sebanyak 2.500 penonton per harinya.

Jazz Gunung Series 2024 hadir karena kebutuhan dari para penikmat musik yang ingin menyaksikan penampilan musisi favorit mereka dengan cara yang berbeda, menyatu dengan atmosfer indahnya alam pegunungan Bromo Tengger Semeru.

“Dengan sajian dan konsep Jazz Gunung yang sudah dijalani selama lebih dari 1 dekade, Jazz Gunung Series 2024 telah memiliki tempat dan peminatnya sendiri. Dan yang terpenting setiap penyelenggaraan Jazz Gunung, ada tetesan ekonomi yang bisa sampai ke masyarakat. Apa yang kami lakukan sejak 16 tahun lalu dengan Jazz Gunung Bromo juga menggerakan orang untuk menyelenggarakan musik jazz di tempat terbuka dan memberikan dampak ekonomi ke masyarakat," kata Sigit.

Para penampil yang hadir dalam press conference ini mengungkapkan antusiasme mereka. Seperti yang dikatakan oleh Lita Zein dari Elfa's Singer.

"Kami kan dibentuk awalnya sebagai vokal grup jazz, jadi repertoar lagu jazz kami banyak tapi kesempatan festival jazz nya sedikit. Pas diajak Jazz Gunung, yesss akhirnya bisa bawain repertoar jazz kami. Perpaduan harmoni kami nanti diiringi oleh Yongky Vincent," kata Lita.

Sejumlah penampil di Jazz Gunung Bromo 2024 antara lain ada Aisyah Rimaraay, Elfa's Singers, Keubitbit, Ring of Fire feat. Brasszigur Brass Band & Ndaru Ndarboy, Syifa & friends, Gigi Jazz Project, Kartabaya Trio, Kelapa Muda, Kuntari, Noe Clerc Trio, dan Vina Panduwinata & F • I • [e] • R • Y.

“Selama 30 tahun kami berjalan banyak banget on stage di festival. Beberapa festival jazz pernah mengundang kami. Biasanya di backstage orangnya itu-itu juga. Senangnya kalau masuk ke genre baru, terutama saya dan Thomas bisa ketemu teman-teman musisi jazz di backstage bisa menambah persaudaraan, pertemanan, dan obrolan musik yang berbeda. Romantisme terjadi di sini," kelakar Armand.

Tiket Jazz Gunung Bromo terdiri dari 3 kategori: Reguler, VIP, dan VIP. Harganya berkisar dari Rp550 ribu sampai Rp3,7 juta untuk tiket terusan di kategori VVIP.

Bangun Ekosistem Internasional dan Lini Edukasi

Sebagai bentuk kepedulian terhadap musik Jazz di Indonesia dan keinginan membangun ekosistem internasional, Jazz Gunung Indonesia ingin berkontribusi terhadap lini edukasi musik jazz dengan menggelar Bromo Jazz Camp mulai tanggal 17-20 Juli 2024.

Sejak tahun 2018, Jazz Gunung Indonesia telah bekerja sama dengan Institut Français Indonésie. Harapannya agar tercipta ekosistem yang kuat dari musisi dan penyelenggara secara internasional.

“Agar ada jembatan terstruktur untuk jazz nantinya lebih mudah diakses banyak orang. Mulai tahun kemarin IFI yang menawarkan, tapi mulai tahun ini Jazz Gunung Indonesia ikut mengkurasi,” kata Bimo.

Lebih lanjut Bimo mengatakan para musisi Prancis yang sudah main di Jazz Gunung Bromo sangat apresiatif dengan talenta musisi jazz Indonesia. Menurut mereka, musisi jazz Indonesia tidak bisa dibendung dengan satu genre jazz saja.

Trio emerging yang baru dibentuk dari 2018, Noe Clerc Trio akan bermain di Jazz Gunung Bromo 2024. Mereka akan datang lebih awal untuk mengikuti residensi di Bromo Jazz Camp.

Program ini terselenggara berkat kerjasama dengan Legato Jazz Camp, bersama Kevin Yosua, Sri Hanuraga, dan Hansen Arief sebagai pengajar. Nantinya para peserta Bromo Jazz Camp akan mempresentasikan karyanya langsung di panggung Jazz Gunung Bromo 2024.

“Rencananya sudah ada sejak 2 tahun yang lalu untuk jazz camp ini. Namun tahun 2019 yang lalu kami sudah membuat program Bintang Mencari Bintang di Banyuwangi dengan tujuan yang sama, yaitu edukasi dan regenerasi musisi jazz. Saat itu programnya dijalankan oleh Bintang Indrianto,” jelas Bagas.

Menurut Kevin, sebanyak 10 peserta yang terpilih dari Legato Jazz Camp yang sudah diselenggarakan di Solo beberapa waktu lalu akan mengikuti kelas lanjutan di sini untuk mengikuti residensi di Bromo Jazz Camp

Selain itu, mulai tahun 2023, Jazz Gunung Indonesia membuat program Dijamin Jam. Berlokasi di Rehat Bromo. Selama acara Jazz Gunung Bromo 2024 berlangsung, para penonton Jazz Gunung Bromo bisa ikut serta untuk jamming bersama komunitas SoJazz (Solo) yang didapuk menjadi host di tahun ini.

Tak hanya SoJazz yang bermain, biasanya para penampil Jazz Gunung Bromo juga ikut serta dalam jam session. Penonton dan penampil bisa saling berinteraksi di sini.

“Tahun lalu sangat ramai dan sukses, penonton dan penampil sangat antusias dalam program ini. Terutama penampil yang dari luar negeri. Mereka terlihat senang dan suasana lebih terasa hangat karena siapapun bisa berinteraksi lewat musik ataupun obrolan,” pungkas Bagas.

Jama’ah Al-Jazziyah juga bisa mendapatkan promo menarik untuk Jazz Gunung Bromo dengan mengunjungi website resmi jazzgunung.com dan media sosial mereka di Instagram @jazzgunung.

Baca juga artikel terkait JAZZ GUNUNG atau tulisan lainnya dari Nuran Wibisono

tirto.id - Musik
Penulis: Nuran Wibisono
Editor: Nuran Wibisono