tirto.id - Presiden Joko Widodo akan terus melakukan hilirisasi industri. Kali ini Jokowi mengaku akan menghentikan ekspor bauksit setelah pembentukan smelter. Pemerintah juga berencana untuk menutup ekspor tembaga tahun depan.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara Kompas 100 CEO Forum dari Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/11/2021).
"Nikel pertama, sudah stop. Tahun depan mungkin bisa stop bauksit. Kalau smelter kita siap, stop bauksit sehingga kita membuka lapangan kerja, hilirisasi, industrialisasi di negara kita," kata Jokowi, Kamis (18/11/2021).
"Bauksit sudah, tahun depannya lagi stop tembaga. Karena smelter kita di Gresik ini sudah hampir selesai. Setop," tegas Jokowi.
Jokowi menuturkan pemerintah ingin ada nilai tambah. Pemerintah ingin agar lapangan kerja bertambah sebanyak-banyaknya. Ia mencontohkan bisnis nikel ore bisa memberikan nilai tambah hingga 10 kali lipat. Nilai ekspor nikel pada Oktober 2021 mencapai USD16,5 miliar. Ia lantas memprediksi angkanya bisa naik mencapai USD20 miliar.
"Akhir tahun perkiraan saya, estimasi saya bisa USD20 miliar. Hanya dari kita setop nikel. Dan perkiraan nanti kalau jadi barang-barang yang lain, perkiraan saya bisa 35 miliar. Hanya dari satu barang," kata Jokowi.
"Begitu bauksit nanti juga sama. Begitu tembaga juga sama. Kenapa berpuluh-puluh tahun tidak kita lakukan ini. Sehingga nanti neraca perdagangan kita baik, neraca transaksi berjalan kita menjadi semakin baik. Sehingga nanti neraca perdagangan kita baik, neraca transaksi berjalan kita juga menjadi semakin baik," kata Jokowi.
Jokowi kembali menegaskan, pemerintah memilih setop ekspor nikel, bauksit maupun raw material karena Indonesia ingin menggenjot hilirisasi. Oleh karena itu, pemerintah tidak peduli digugat oleh negara asing.
"Kebijakan kita mengenai hilirisasi, ini akan kita teruskan. Kalau kita setop nikel, nikel setop. Meskipun kita dibawa ke WTO oleh EU. Silakan enggak apa-apa. Ini nikel kita kok. Dari bumi negara kita kok. Silakan," kata Jokowi.
Jokowi mengaku tidak sedikit negara di G20 menanyakan kebijakan pemerintah untuk setop ekspor nikel dan bauksit. Ia lantas menjelaskan bahwa pemerintah ingin membuka lapangan pekerjaan baru di dalam negeri. Sebab, pengiriman raw material justru menguntungkan negara lain.
"Kalau saya buka nikel dan saya kirim raw material, kita kirim raw material dari Indonesia ke Eropa, ke negara-negara lain, yang buka lapangan kerja mereka dong. Kita enggak dapat apa-apa. Tapi kalau mau kerjasama ayo," kata Jokowi.
"Kita terbuka, tapi bikin di sini. Invest di sini. Jadi kita nggak menutup diri kok, Kita terbuka, tapi kalau kita suruh kirim bahan mentah terus, ndak, ndak, ndak, ndak, ndak, setop. Jangan berpikir Indonesia akan kirim bahan mentah," tegas Jokowi.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Bayu Septianto