tirto.id - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) meminta kepada Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 3,5 persen. Keputusan itu penting agar pertumbuhan ekonomi bisa konsisten di atas 5 persen.
"Harapan kita, BI masih tetap membuat kebijakan dengan menahan suku bunga. Karena perekrutan masih membutuhkan aliran likuiditas yang bagus," ujar Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Ajib Hamdani kepada Tirto, Rabu (20/7/2022).
Dia menuturkan dunia usaha saat ini membutuhkan kebijakan moneter sebagai instrumen untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi pasca pandemi. Dengan pertahankan suku bunga maka pertumbuhan ekonomi tahun ini diyakini dapat tercapai.
"Agar pertumbuhan ekonomi bisa konsisten di atas 5 persen," imbuhnya.
Sementara itu, Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan saat ini BI mempertimbangkan inflasi fundamental sebagai indikator utama dalam menentukan arah kebijakan moneternya. Meskipun inflasi umum diperkirakan akan berada di atas level 4 persen hingga akhir tahun ini, bank sentral belum akan menormalisasi suku bunga acuannya pada semester II- 2022 ini.
"Kenaikan inflasi hingga saat ini ini lebih dipengaruhi oleh supply side inflation sehingga inflasi fundamental belum menunjukkan peningkatan yang signifikan," kata Josua.
Namun, hingga akhir tahun ini BI diperkirakan akan mempertimbangkan untuk menormalisasi suku bunga acuannya sebesar 50-75 basis poin. Penyesuaian ini dalam rangka menjangkar ekspektasi inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.
Meskipun BI berpotensi melakukan normalisasi suku bunga acuan BI7RR pada tahun ini, Josua menilai transmisinya terhadap suku bunga perbankan tidak terlalu signifikan. Terutama suku bunga kredit yang diperkirakan masih akan bervariasi dan terdapat waktu penyesuaian dari industri perbankan. Selain itu, kondisi likuiditas perbankan yang masih cenderung longgar diperkirakan juga akan tetap membatasi peningkatan suku bunga perbankan yang signifikan.
"Oleh sebab itu, dampak dari kenaikan Fed terhadap suku bunga perbankan diperkirakan akan cenderung marginal," tutur Josua.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin