tirto.id - Universitas Jambi (Unja) melaksanakan ujian seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) yang diikuti sebanyak 9.636 peserta untuk memperebutkan 1.200 kursi calon mahasiswa. Sementara itu, di Universitas Jember (Unej) sebanyak 668 peserta SBMPTN dinyatakan gugur karena tidak mengikuti ujian tulis maupun ujian berbasis komputer.
“Ujian SBMPTN di Universitas Jambi tersebut menggunakan sistem paper based test (PBT) yang terbagi menjadi tiga kelompok jurusan yakni Saintek, Soshum dan Campuran,” kata ketua panitia pelaksana lokal Maizar Karim di Jambi, Rabu, (1/6/2016).
Ia menambahkan, total peserta dari seluruh provinsi di Indonesia yang mendaftar dan memilih Universitas Jambi melalui jalur SBMPTN sebanyak 26 ribu orang lebih.
"Yang ujian di Universitas Jambi jumlahnya 9.636 peserta, dan total keseluruhan yang mendaftar dari seluruh Indonesia yang memilih Unja sebanyak 26 ribu orang lebih, tapi mereka ujiannya di masing-masing provinsi," katanya.
Maizar mengungkapkan, daya tampung Unja tahun 2016 sebanyak 1.200 calon mahasiswa.
Sementara itu di Jember, ketua Panitia lokal 58 Jember Wahyu Subhan menuturkan, sebanyak 668 peserta dinyatakan gugur dalam SBMPTN Universitas Jember (Unej) karena tidak hadir baik dalam ujian tulis maupun ujian berbasis komputer.
"Peserta yang tidak hadir dalam tes tulis SBMPTN secara otomatis dinyatakan gugur, sehingga mereka tidak memiliki kesempatan untuk kuliah di perguruan tinggi negeri melalui jalur SBMPTN," tutur Wahyu di Jember, Rabu, (1/5/2016).
Sebanyak 11.947 peserta SBMPTN Unej mengikuti ujian yang digelar secara serentak pada Selasa (31/5/2016). Rincian peserta yang mengikuti ujian ini antara lain sebanyak 5.150 peserta kelompok sains dan teknologi (saintek), kelompok sosial humaniora (soshum) sebanyak 4.839 orang, dan kelompok campuran sebanyak 1.858 orang, serta ditambah 100 peserta yang mengikuti tes berbasis komputer (CBT).
"Sebanyak 668 peserta yang tidak hadir dengan rincian peserta kelompok Saintek yang tidak hadir sebanyak 260 orang, kelompok soshum sebanyak 255 orang, dan campuran sebanyak 146 orang. Sedangkan untuk peserta yang mengikuti tes berbasis komputer yang tidak hadir sebanyak tujuh orang," kata Wahyu.
Wahyu mengaku tidak tahu alasan ratusan peserta tersebut tidak mengikuti ujian tulis SBMPTN karena tidak ada pemberitahuan lebih lanjut dari peserta.
"Kemungkinan mereka sudah mengetahui konsekuensi dengan tidak hadir dalam ujian tulis SBMPTN, sehingga risiko ditanggung peserta yang bersangkutan," terang Wahyu. (ANT)
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Putu Agung Nara Indra