Menuju konten utama

Infrastruktur & Jarak: Bikin Penumpang Batal Terbang dari Kertajati

Pemerintah perlu segera membenahi infrastruktur pendukung bagi Bandara Kertajati, salah satunya dimulai dari penyelesaian Tol Cisumdawu.

Infrastruktur & Jarak: Bikin Penumpang Batal Terbang dari Kertajati
Ilustrasi Advertorial Bandar Udara Kertajati. FOTO/Nita/Humas Kementerian Perhubungan

tirto.id - Keputusan pemerintah memindahkan penerbangan dari Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Kertajati menuai banyak keluhan. Pasalnya, masyarakat yang ingin menuju Bandung atau sebaliknya, kini harus menempuh jarak lebih jauh dan waktu tempuh mencapai 2-2,5 jam perjalanan.

Permasalahan ini menambah daftar pekerjaan rumah bagi pemerintah. Semula sudah dibebani dengan polemik sepinya bandara baru yang dibuka pada Mei 2018, kini pemerintah harus memenangkan hati masyarakat untuk mau menerima pemindahan ini.

Seorang penumpang maskapai AirAsia Indonesia bahkan sampai membatalkan penerbangannya usai mengetahui perihal pemindahan penerbangan ini. Sebab, jarak tempuh bandara yang jauh tidak cocok dengan jam keberangkatannya yang cukup pagi.

@AirAsiaSupport flight saya di pindah dari bandara husein ke kertajati, karna jarak jauh dan jam terbangnya juga terlalu pagi. Saya memutuskan untuk minta refund.. Bagaimana prosedurnya? Detail booking sudah saya DM yaa. Thank you,” twit akun Twitter @anggraini_deri pada 27 Juni 2019.

Akun Twitter @ph_sajalahhh pada 1 Juli 2019 pun menyoroti kesiapan infrastruktur penghubung bandara itu, yaitu Jalan Tol Cisumdawu yang belum juga rampung hingga kini. Ada kemungkinan bila penumpang dari Bandung masih sulit mengakses bandara itu, maka mereka dapat beralih ke bandara di Jakarta.

Sementara itu, seorang mahasiswa bernama Aan, juga turut mengeluhkan biaya transportasi yang lebih mahal bila harus berangkat dari Kertajati. Menurut dia, Bandara Husein masih lebih mudah dijangkau karena terletak di kota.

"Kalau saya menyayangkan jika penerbangan domestik dipindah ke Kertajati," ucap Aan seperti dikutip Antara.

Kepala Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), Ardiansyah Parman mengaku saat ini lembaganya belum menerima aduan terkait kerugian konsumen akibat pemindahan penerbangan. Namun, ia memaklumi bila sejumlah konsumen mengeluhkan akses bandara yang masih sulit.

Menurut Ardiansyah, pemerintah perlu segera membenahi infrastruktur pendukung bagi Bandara Kertajati. Paling tidak dimulai dari penyelesaian Tol Cisumdawu.

Ia mengkhawatirkan bila antisipasi ini tidak berjalan cukup cepat, masyarakat yang tidak nyaman dengan pemindahan ini akan pindah ke Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng.

"[Kalau beralih ke Soekarno-Hatta] kepadatan udara di Cengkareng juga lumayan tinggi nanti pada ngantre, kan. Itu salah satu perhatian,” ucap Ardiansyah kepada wartawan saat ditemui di Gedung Kemendag, Jakarta, Selasa (2/7/2019).

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah memberikan solusi sementara terkait keluhan masyarakat sepekan terakhir ini. Salah satu yang dilakukan Kemenhub adalah menyediakan bus, seperti Damri untuk mengangkut penumpang yang tiba dan berangkat di Kertajati. Terutama bagi penumpang yang membutuhkan akses ke Bandung.

Selain Damri, Budi mengatakan penumpang dapat memanfaatkan moda lain seperti travel, taksi online, dan kendaraan pribadi.

Namun, Budi memastikan pemerintah akan berupaya mendorong pembangunan infrastruktur jalan dan sarana transportasi yang lebih baik lagi, supaya masyarakat semakin mudah menuju Kertajati.

"Informasi terkait angkutan lanjutan bagi penumpang pesawat agar lebih diintensifkan sehingga penumpang tidak kebingungan untuk melanjutkan perjalanan ke kota tujuan setelah mendarat," ucap Budi, Ahad (30/6/2019) seperti dikutip Antara.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan tak mau banyak bicara soal keluhan masyarakat ini. Ia meminta masyarakat untuk bisa memaklumi pemindahan ini.

"Kalau kamu mau lancar-lancar saja, itu di surga saja nanti," ucap Luhut kepada wartawan sembari bergurau saat ditemui di Kantor Kemenko Maritim, Selasa (2/7/2019).

Baca juga artikel terkait BANDARA KERTAJATI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz