Menuju konten utama

Informasi Terbaru Virus Corona atau COVID-19 yang Harus Diketahui

Berikut informasi terbaru tentang perkembangan virus corona COVID-19 yang harus Anda ketahui. 

Informasi Terbaru Virus Corona atau COVID-19 yang Harus Diketahui
Ilustrasi Corona. foto/istockphto

tirto.id - Informasi terbaru tentang perkembangan wabah virus corona COVID-19 memang harus diikuti. Terlebih, WHO telah menyatakan COVID-19 sebagai pandemi sejak Rabu (11/3/2020) lalu.

Hingga saat ini, kasus positif virus yang menyerang saluran pernapasan tersebut terus bertambah menjadi 381.621 per Selasa (24/3/2020) pukul 13.09, menurut peta global John Hopkins. Sementara, angka kematian tembus 16.563 jiwa dan sebanyak 101.806 pasien telah berhasil sembuh.

Banyak informasi salah atau hoaks yang bertebaran di sosial media seperti Facebook, Twitter, hingga Whatsapp. Menkominfo mengklaim telah menemukan setidaknya 187 hoaks terkait virus corona tersebut. Oleh karenanya, disarankan bagi masyarakat untuk melakukan pengecekan kembali informasi melalui portal berita yang kredibel.

Rumah Sakit Rujukan COVID-19

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengumumkan daftar 100 rumah sakit yang dapat dijadikan rujukan untuk perawatan masyarakat yang mengalami infeksi virus corona. Untuk Provinsi DKI Jakarta, seseorang yang mengalami gejala COVID-19 dapat dengan segera mendatangi rumah sakit sebagai berikut:

  1. RSPI Dr. Sulianto Saroso
  2. RSU Persahabatan
  3. RSPAD Gatot Soebroto
  4. RS Duren Sawit Jakarta Timur
  5. RS Pelni Jakarta Barat
  6. RS Tarakan Jakarta Pusat.

Sementara, bagi masyarakat di D.I. Yogyakarta, Pemda Yogyakarta telah mengerahkan 25 rumah sakit yang tersebar di setiap kabupaten untuk menangani pandemi COVID-19 termasuk RS Sardjito, hingga RSU Panembahan Senopati Bantul. Daftar rumah sakitnya bisa dilihat pada link berikut (Daftar Rumah Sakit Rujukan Kasus Corona COVID-19 di Yogyakarta).

Untuk provinsi lain, dapat melihat daftar rumah sakit rujukan untuk virus corona atau COVID-19 pada daftar yang telah dibuat Kemenkes (PDF).

Prosedur Rapid Test atau Tes Massal COVID-19

Pemerintah memutuskan untuk melakukan rapid test atau tes massal guna mendeteksi COVID-19. Tes massal ini dilakukan dengan melakukan pemeriksaan imuniglobulin sebagai screening awal.

Beberapa negara telah melakukan tes massal ini termasuk Amerika Serikat. Petugas kesehatan akan menggunakan cotton bud panjang untuk menyeka bagian belakang tenggorokan dan kemudian mengirim sampel itu untuk pengujian. Jika Anda berada di negara yang telah mengembangkan tes antibodi, seperti Cina, Anda mungkin akan diambil darahnya.

Apa yang terjadi pada kedua sampel ini sangat berbeda. Hasil swab atau usapan tenggorokan akan digunakan untuk pengujian dengan cara Polymerase Chain Reaction, atau dikenal dengan PCR, sedangkan sampel darah akan digunakan untuk tes antibodi penyakit baru, yang dikenal sebagai COVID-19.

Kedua tes hanya memakan waktu beberapa jam, artinya hasil bisa keluar dalam satu hari, kata Dr. Amesh Adalja, spesialis penyakit menular dan seorang sarjana senior di Johns Hopkins Center for Health Security di Baltimore.

Namun, begitu tes cepat (rapid test) dengan PCR dan antibodi ini dibentuk, hasilnya bisa siap dalam waktu kurang dari satu jam, katanya. Tes PCR bekerja dengan mendeteksi bahan genetik spesifik di dalam virus.

Tergantung pada jenis PCR yang ada, petugas kesehatan mungkin menyeka bagian belakang tenggorokan; mengambil sampel air liur; mengumpulkan sampel cairan dari saluran pernapasan bawah; atau mengambil sampel tinja, demikian dikutip dari Live Science.

Seberapa Aman Membuat Hand Sanitizer Sendiri?

Tidak sedikit masyarakat yang membuat larutan pembunuh kuman sendiri di rumah entah untuk dijual kembali, diberikan pada mereka yang membutuhkan, atau untuk disimpan sebagai cadangan. Namun perlu diingat, pembuatan sendiri larutan tersebut sangat tidak disarankan karena tidak aman.

"Saya khawatir terhadap orang yang membuat pembersih sendiri karena akan sulit untuk memastikan bahwa kandungannya benar," Daniel Parker, asisten profesor kesehatan masyarakat di University of California, Irvine, dikutip dari CNN.

Dengan membuat sendiri hand sanitizer, tidak dimungkiri akan terjadi beberapa kesalahan seperti penggunaan alkohol yang tidak sesuai dengan aturan. CDC menuliskan untuk membuat larutan pembunuh kuman harusmengenakan alkohol dengan kandungan minimal 60 persen.

Meski begitu, WHO juga memiliki panduan resmi untuk membuatnya sendiri. Berikut adalah cara dan panduan membuatnya:

Formula I

  • 8333 ml ethanol dengan konsentrasi 96 persen
  • 417 ml hydrogen peroksida (H2O2) dengan kadar 3 persen
  • 145 ml gliserol dengan konsentrasi 98 persen
  • 1105 ml air distilasi atau air matang yang sudah didinginkan
Formula II

  • 7515 ml isopropil alkohol dengan kemurnian 99,8 persen
  • 417 ml hydrogen peroksida dengan kadar 3 persen
  • 145 ml gliserol dengan konsentrasi 98 persen
  • 1923 ml air distilasi atau air matang yang sudah didinginkan

Cara membuat:

1. Masukkan alkohol ke dalam botol atau tangki bersih.

2. Ukur hidrogen peroksida, lalu tambahkan ke dalam cairan alkohol dalam botol atau tangki.

3. Ukur gliserol, lalu tambahkan dalam larutan H2O2 dan alkohol. Gliserol sangat kental dan bersifat menempel pada dinding pengukur, bilaslah dengan air suling steril atau air rebusan dingin lalu masukkan ke dalam botol atau tangki tadi.

4. Kemudian, masukkan air matang ke dalam botol/tangki sampai volume racikan sanitizer menjadi 10 liter.

5. Tutup segera botol atau tangki dengan rapat untuk mencegah penguapan.

6. Campurkan larutan tersebut dengan cara menggoyang-goyangnya dengan lembut dan perlahan.

7. Segera bagi cairan tersebut ke dalam wadah akhir seperti botol-botol plastik kecil dengan ukuran 500 ml atau 100 ml untuk memudahkan penggunaan.

8. Gunakan cairan tersebut setelah penyimpanan selama 72 jam.

Baca juga artikel terkait UPDATE VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Alexander Haryanto