Menuju konten utama

Inflasi Agustus Capai 3,27 Persen, Apa Penyebab dan Dampaknya?

Apa penyebab inflasi Agustus naik dan bagaimana dampaknya pada ekonomi masyarakat?

Inflasi Agustus Capai 3,27 Persen, Apa Penyebab dan Dampaknya?
Ilustrasi Inflasi. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis angka inflasi secara tahunan atauyear on year(yoy) untuk Agustus 2023 sebesar 3,27 persen. Dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, memang terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari angka 111,57 (Agustus 2022) menjadi 115,22 (Agustus 2023).

Selain itu, angka inflasi Agustus juga tercatat lebih tinggi ketimbang inflasi bulan Juli yang mencapai 3,08 persen. Meski demikian,Bank Indonesiamenyatakan bahwa inflasi Agustus masih terjaga dan terkendali, bahkan inflasi diyakini akan tetap dalam kisaran 3,0±1 persen hingga akhir 2023 dan menurun jadi 2,5±1 persen pada 2024.

Sementara dikutip dariAntara News, ada beberapa komoditas yang berkontribusi dalam kenaikan inflasi tahunan pada Agustus 2023. Kelompok transportasi menjadi kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi.

Kelompok transportasi ini bahkan berkontribusi sebanyak 1,18 persen terhadap inflasi nasional. Sedangkan komoditas dalam kelompok transportasi yang memberi andil inflasi paling besar adalah komoditas bensin yang mencapai angka 0,83 persen.

Selain transportasi, kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga mengalami peningkatan inflasi dan berkontribusi hingga 0,92 persen pada inflasi nasional. Beras pun jadi penyumbang terbesar pada inflasi tahunan bulan Agustus 2023.

Guna mengatasi hal ini, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengimbau agar pemerintah daerah mulai mengampanyekan gerakan stop boros pangan. Masyarakat juga diimbau untuk makan dan membeli secukupnya agar inflasi tetap stabil dan terkendali.

Apa Penyebab dan Dampak Inflasi?

Inflasi dapat didefinisikan sebagai kondisi ketika barang/jasa secara umum mengalami kenaikan harga secara terus-menerus. Menurut situsFEB Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, inflasi bisa disebabkan oleh beberapa faktor berikut:

  • Naiknya biaya produksi sehingga menyebabkan kenaikan harga
  • Uang yang beredar semakin banyak
  • Naiknya permintaan barang
  • Devaluasi mata uang
  • Ekspektasi inflasi yang berpengaruh pada keputusan para pelaku ekonomi (investor, konsumen, dll).
Di sisi lain, pemerintah juga mengungkapkan adanya faktor-faktor lain yang ikut andil dalam peningkatan inflasi. Misalnya dalam hal naiknya harga beras yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo menyebutkan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh adalah turunnya produksi beras pada awal semester II tahun ini.

Sementara menurut Kepala Dinas Perdagangan Nusa Tenggara Barat Baiq Nelly Yuniarti, kenaikan harga beras juga bisa dipicu oleh faktor berikut:

1. Cuaca buruk sebagai dampak El Nino yang kemudian mempengaruhi masa tanam dan hasil produksi beras.

2. Kebijakan India menghentikan ekspor beras. Seperti yang diketahui, Indonesia masih melakukan impor beras dari India, sedangkan India saat ini menahan ekspor beras demi memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Tak hanya soal beras, barang-barang lainnya pun diketahui ikut mengalami kenaikan harga. Contohnya harga BBM yang meningkat sebagai imbas naiknya harga minyak mentah dunia.

Di sisi lain, inflasi yang terus meningkat akan menimbulkan beberapa dampak negatif pada perekonomian negara. Naiknya harga-harga barang bisa menurunkan daya beli masyarakat.

Orang-orang pun akan semakin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari karena tidak mampu lagi membeli berbagai barang. Hal ini kemudian akan berimbas pada menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat dan merusak sistem perekonomian negara secara keseluruhan.

Baca juga artikel terkait INFLASI AGUSTUS atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari