Menuju konten utama

Indonesia Impor Ampas Makanan Senilai Rp2,1 T pada Agustus 2023

BPS mencatat terdapat peningkatan impor komoditas ampas sebesar 138,7 juta dolar AS atau sekitar Rp2,1 triliun pada Agustus 2023.

Indonesia Impor Ampas Makanan Senilai Rp2,1 T pada Agustus 2023
Kedelai

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terdapat peningkatan impor komoditas ampas sebesar 138,7 juta dolar AS atau sekitar Rp2,1 triliun (asumsi kurs Rp15 ribu per dolar AS) pada Agustus 2023. Ampas mendominasi impor komoditas yang masuk ke Indonesia pada bulan lalu.

"Sementara peningkatan (impor) terbesar adalah ampas dan industri makanan 138,7 juta dolar AS atau 42,59 persen," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS RI, Amalia Adininggar Widyasanti beberapa waktu lalu.

Berdasarkan data yang diperoleh Tirto, Selasa (26/9/2023), kelompok komoditas residu atau ampas sisa makanan yang diimpor ke Tanah Air sebagai berikut:

1. Bungkil minyak dan residu padat lainnya, digiling atau dalam bentuk pelet maupun tidak, hasil ekstraksi minyak kacang kedelai, tepung kacang kedelai dan tepung kacang kedelai yang dihilangkan lemaknya (HS 23040090) diimpor dengan nilai sebesar 2,1 juta dolar AS.

2. Tepung kacang kedelai yang dihilangkan lemaknya, yang layak dikonsumsi manusia (HS 23040010) diimpor dengan nilai sebesar 2 juta dolar AS.

3. Bungkil kacang kedelai yang tidak layak dikonsumsi manusia (HS 23040029) diimpor dengan nilai sebesar 107 dolar AS.

4. Bungkil kacang kedelai yang layak dikonsumsi manusia (HS 23040021) diimpor dengan nilai sebesar 33 dolar AS.

5. Bungkil minyak dan residu padat lainnya, digiling atau tidak atau dalam bentuk pelet, hasil ekstraksi minyak kacang tanah (HS 23050000) diimpor dengan nilai sebesar 481 ribu dolar AS.

Secara total, baik dari hasil ekstraksi kacang kedelai maupun kacang tanah pada 2019 mencapai nilai impor 1,6 miliar dolar AS, pada 2021 naik mencapai 2,6 miliar dolar AS, terbaru pada Januari-Agustus 2023 mencapai nilai impor sebesar 2,1 miliar dolar AS.

Baca juga artikel terkait IMPOR atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Anggun P Situmorang