tirto.id - Indonesia menyatakan berkomitmen membantu mewujudkan perdamaian di Timur Tengah, khususnya kemerdekaan Palestina.
Komitmen Indonesia itu disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, A.M. Fachir saat memimpin Delegasi Pemerintah RI pada Konferensi Perdamaian Internasional mengenai Proses Perdamaian di Timur Tengah di Paris, Prancis, demikian Minister Counsellor KBRI Paris Henry R Kaitjily kepada Antara, Senin (16/1).
Dalam konferensi yang dihadiri 70 Negara itu, A.M. Fachir, menegaskan bahwa konflik Palestina-Israel telah berlangsung terlalu lama dan sudah saatnya masyarakat internasional mengambil tindakan nyata untuk mewujudkan perdamaian di Timur Tengah melalui solusi dua negara.
Lebih lanjut Wamenlu RI menekankan bahwa perdamaian di Timur Tengah, khususnya kemerdekaan Palestina, hanya dapat dicapai apabila seluruh isu utama (core issues) seperti permukiman ilegal, pengungsi Palestina, status kota Yerusalem, status perbatasan dan masalah keamanan serta air dapat diselesaikan.
Oleh karena itu Pemerintah RI menyambut baik disahkannya Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 2334 (2016) tentang Permukiman Ilegal Israel di Palestina 23 Desember lalu.
Wamenlu menyampaikan Indonesia akan senantiasa membantu masyarakat Palestina melalui dukungan politik, kemanusiaan dan peningkatan kapasitas. Posisi tersebut adalah mandat Konstitusi Indonesia dan program prioritas Kabinet Kerja Presiden Jokowi.
Sementara itu, keterangan dari Kedutaan Besar Indonesia di Amman, Jordania, Selasa (17/1) menyebutkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas secara khusus meminta dukungan Indonesia guna memberikan masukan mengenai mekanisme tindak lanjut dan hasil yang nyata Konferensi Paris 15 Januari 2017.
Permintaan Abbas ini disampaikan saat menerima kunjungan pamitan Duta Besar Indonesia untuk Jordania yang juga merangkap Palestina, Teguh Wardoyo di Kantor Kepresidenan Ramallah, Ahad (14/1).
Presiden Abbas menghargai kiprah Duta Besar Teguh dalam mendukung penuh Palestina dan berharap di masa datang dirinya menjadi wakil Pemeritah Indonesia yang pertama untuk Palestina yang berkedudukan di Yerusalem.
Presiden Abbas menganggap bahwa Palestina adalah rumah kedua bagi rakyat Indonesia dan menyampaikan bahwa tanah Palestina juga milik Indonesia.
Menanggapi permintaan Abbas, pemerintah Indonesia mengaku akan terus mendukung ekonomi berbasis pengetahuan melalui berbagai pelatihan dan kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya manusia potensial bagi Palestina. Tujuannya untuk mengisi berbagai posisi profesional di dalam negeri dan di negara-negara Muslim lainnya.
Konferensi Paris 15 Januari mengusung tiga agenda utama, yaitu menciptakan insentif untuk perdamaian bagi kedua pihak, peningkatan kapasitas bagi negara Palestina, dan mempromosikan dialog antara warga sipil kedua pihak.
Perancis mengundang Indonesia karena dinilai dapat memberikan kontribusi penting bagi perdamaian di Timur Tengah. Undangan tersebut sekaligus merupakan pengakuan masyarakat internasional terhadap bentuk komitmen dan dukungan penuh Indonesia terhadap kemerdekaan dan perjuangan mendapatkan hak-hak dasar Rakyat Palestina.
Konferensi ini merupakan kelanjutan dari Pertemuan Tingkat Menteri di Paris tanggal 3 Juni tahun silam ang dihadiri Menlu RI. Konferensi kali ini berhasil mensahkan Deklarasi Bersama (Joint Declaration) yang pada intinya menyatakan kesiapan negara-negara untuk mengambil langkah-langkah mencapai solusi dua-negara di mana Palestina dan Israel hidup berdampingan secara damai.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH