tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada sesi perdagangan Jumat (23/9/2022). IHSG berada di level 7.178 (- 0,56 persen). Level tertinggi hari ini tercatat pada posisi 7.219. Sementara itu, level terendah indeks tercatat di 7.172.
Mengutip RTI Business, secara keseluruhan tercatat 268 saham menguat, 248 saham melemah, dan 182 saham bergerak ditempat. Kapitalisasi pasar terpantau pada posisi Rp9.455 triliun dengan nilai transaksi tembus Rp14,63 triliun.
Berdasarkan pantauan, sektor teknologi menyusut 0,71 persen, sektor barang konsumer non primer terkoreksi 0,33 persen, dan sektor barang baku turun 0,23 persen.
Penurunan juga terjadi pada sektor keuangan terkikis 0,16 persen, sektor infrastruktur turun 0,10 persen, sektor kesehatan menyusut 0,04 persen.
Sementara hanya dua sektor yang menguat yakni sektor barang konsumer primer naik 0,70 persen dan sektor transportasi menguat 0,50 persen.
Top gainers hari ini adalah:
- PT Sejahteraraya Anugrahjaya TBK (SRAJ) naik Rp35 atau 35,00 persen ke Rp135
- PT Widodo Makmur Perkasa TBK (WMPP) naik Rp24 atau 17,14 persen ke Rp164
- PT Krida Jaringan Nusantara TBK (KJEN) naik Rp23 atau 14,29 persen ke Rp184
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) jelang akhir pekan melemah, mengikuti koreksi bursa saham regional Asia.
"Pada akhir pekan ini, IHSG berpeluang bergerak di kisaran 7.121-7.250," dikutip Antara.
Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin (bps) pada September menjadi 4,25 persen. Angka tersebut di atas estimasi ekonom, yang memperkirakan kenaikan 25 bps pada September.
BI juga menaikkan suku bunga deposit facility sebesar 50 bps menjadi 3,5 persen dan suku bunga lending facility sebesar 50 bps menjadi 5 persen. Tujuan BI menaikkan suku bunga acuan yaitu untuk meredam inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Bursa ekuitas AS pada Kamis (22/9) ditutup turun dan merupakan penurunan harian ketiga berturut-turut karena meningkatnya kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga agresif bank sentral AS, Federal Reserve (Fed).
Hal ini akan mendorong ekonomi ke dalam resesi sehingga mengurangi minat investor untuk mengambil keputusan yang berisiko.
Penurunan kemarin terjadi setelah The Fed pada Rabu (21/9) mempertahankan sifat agresifnya, menaikkan suku bunga acuan 75 bps lagi, dan memprediksi akan membawa suku bunga acuan ke level 4,4 persen hingga akhir 2022.
Bank sentral lain di seluruh dunia mengikuti jejak The Fed dan menerapkan kebijakan mereka sendiri yang cukup agresif.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang