Menuju konten utama

IHSG Dibuka Lesu meski Sempat Naik Tipis usai Anjlok Kemarin

IHSG dibuka melemah di level 6.221 pada perdagangan Rabu (19/3/2025) pukul 09.00 WIB dengan posisi terendah indeks sempat menyentuh 6.152.

IHSG Dibuka Lesu meski Sempat Naik Tipis usai Anjlok Kemarin
Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp/pri. (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)

tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah di level 6.221 pada perdagangan Rabu (19/3/2025) pukul 09.00 WIB. Posisi terendah indeks sempat menyentuh 6.152 dan bergerak kembali menuju positif di level 6.256 pada pukul 09.28 WIB.

Pada hari sebelumnya, Selasa (18/3/2025), IHSG sempat ditutup dengan koreksi 3,84 persen ke level 6.2333. Namun, pada perdagangan intrahari, IHSG sempat jatuh lebih dari 6 persen dan Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan penghentian perdagangan sementara (halt).

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat bahwa sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG dari dalam negeri yakni indeks selama sepekan terkoreksi -1,81 persen. Sektor material dasar memimpin pelemahan -6,49 persen.

Kekhawatiran akan resesi di sejumlah negara akibat iklim suku bunga tinggi mendorong penurunan harga komoditas, khususnya metal mining. Selama sepekan investor asing tercatat jual bersih di seluruh pasar ekuitas senilai Rp3,69 triliun.

Sementara itu, realisasi pendapatan negara hingga akhir Februari 2025 tercatat Rp316,9 triliun atau 10,5 persen dari target. Di sisi lain, belanja negara sebesar Rp348,1 triliun atau 9,6 persen dari target. Alhasil, defisit sebesar Rp31,2 triliun atau 0,13 persen dari PDB.

"Target defisit APBN pemerintah di tahun 2025 mencapai 2,53 persen. Pelaku pasar khawatir terhadap stabilitas APBN di tengah tuntutan proyek strategis yang membebani postur APBN meskipun efisiensi telah dilakukan, termasuk pembiayaan awal Danantara," jelas Ratih, dalam keterangannya, Rabu (19/3/2025).

Dari Mancanegara, kata Ratih, Bursa Wall Street menguat di akhir pekan mengikuti pergerakan Bursa Hong Kong (HSI). Sementara, indeks saham berjangka AS (US Stock Futures) terkoreksi hari ini akibat ketidakpastian kebijakan tarif, serta menjelang FOMC The Fed pekan ini.

The Fed berpotensi menahan suku bunga di level 4,25 persen-4,50 persen akibat kebijakan tarif Presiden Trump yang selalu berubah. Jika diakumulasi secara mingguan (weekly) indeks S&P 500 terkoreksi dalam 4 pekan beruntun, pekan lalu -2,27 persen.

Dari Asia, Indeks HSI rebound di akhir pekan menyusul pernyataan PBoC untuk memberikan kebijakan lebih longgar. Pelaku pasar memproyeksikan PBoC akan memangkas suku bunga dan RRR pekan depan, setelah pemangkasan terakhirnya pada September tahun lalu.

Baca juga artikel terkait IHSG atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Andrian Pratama Taher