Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

Harimau Terpapar COVID di Ragunan & Risiko Transmisi Hewan-Manusia

Wiku menegaskan tidak ada bukti penularan COVID dari hewan ke manusia, tapi kasus hewan terinfeksi COVID memang nyata adanya.

Harimau Terpapar COVID di Ragunan & Risiko Transmisi Hewan-Manusia
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjenguk dua harimau sumatra, Hari dan Tino, yang sempat terpapar COVID-19 di Taman Margasatwa Ragunan (TMR) Jakarta Selatan. (FOTO/ppid.jakarta.go.id)

tirto.id - Dua ekor harimau di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan bernama Tino (9 tahun) dan Hari (12 tahun) terinfeksi COVID-19 pada 15 Juli 2021. Kedua harimau itu dinyatakan positif COVID usai sampel diperiksa di Pusat Studi Satwa Primata Institut Pertanian Bogor (IPB).

Hal ini adalah kasus pertama hewan tertular Corona di Indonesia. Lantas perlukah kita waspada tertular dari binatang-binatang di sekitar kita?

"Sejauh ini belum ada data yang cukup kuat bahwa mudah [menular], bahwa potensinya ada, ya ada," kata epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman kepada reporter Tirto pada Rabu (4/8/2021). "Namun bahwa sekarang di luar host yang awal muasalnya, ini kan harimau yang tertular, kemudian dari harimau menukarkan lagi ke manusia yang belum ada datanya."

Mengutip Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (US CDC), sejumlah virus Corona yang menginfeksi hewan memang bisa menginfeksi manusia dan menular lagi ke manusia lainnya, tetapi hal itu adalah fenomena langka. Salah satunya adalah Sars Cov-2 yang diduga menular dari kelelawar ke manusia di Wuhan, Cina.

Di Belanda, Denmark, dan Polandia memang dilaporkan terdapat penularan COVID-19 dari cerpelai ke manusia di perternakan. Perdana Menteri Mette Frederiksen pada November 2020 mengatakan, virus sars cov-2 yang berasal dari cerpelai ke warganya memiliki strain yang menurunkan sensitivitas virus terhadap antibodi. Hal ini dapat berdampak pada efikasi vaksin.

Temuan itu sudah dilaporkan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa.

Walaupun begitu, US CDC menegaskan tidak ada bukti bahwa cerpelai memainkan peran penting dalam penyebaran COVID-19 kepada manusia. Dengan demikian, jangan sampai terulang kejadian di Cina kala sejumlah pemilik hewan peliharaan melempar kucing dan anjing mereka dari apartemen lantaran isu hewan peliharaan mereka menularkan COVID-19.

"Oleh karena itu belum atau tentu tidak perlu dikhawatirkan berlebihan," kata Dicky.

Lebih lanjut, menurut Dicky, saat ini yang telah jelas terjadi dan didukung bukti-bukti adalah penularan dari manusia ke binatang khususnya mamalia. Kembali mengutip US CDC, telah ditemukan sejumlah kucing dan anjing yang telah tertular COVID-19, umumnya mereka tertular dari pemiliknya yang telah mengidap COVID-19 lebih dulu.

Sejumlah kebun binatang melaporkan infeksi COVID-19 di kalangan kucing besar seperti harimau dan singa serta mamalia seperti gorilla. Kesimpulan itu didapat setelah pemeriksaan lantaran hewan-hewan itu sakit. Diduga kuat, mereka tertular dari pengasuhnya.

Selain itu, dari riset eksperimental terkini diketahui sejumlah mamalia seperti kucing, anjing, vole, ferret, kelelawar buah, hamster, cerpelai, babi, kelinci, vole, anjing rakun, tupai dan rusa ekor putih dapat tertular COVID-19. Hewan-hewan seperti kucing, feret, kelelawar buah, hamster, anjing, rakun, dan rusa ekor putih dapat menularkan virus ke binatang lain sesama spesies dalam pengaturan laboratorium.

Karena itu, Juru Bicara Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengimbau tetap dilakukan langkah-langkah antisipasi, di antaranya adalah penelusuran riwayat kontak khususnya terhadap penjaga kebun binatang. Dikhawatirkan, virus itu tak cuma menular ke Hari dan Tino, tetapi juga binatang lain dan petugas kebun binatang lainnya.

Wiku pun menegaskan tidak ada bukti penularan COVID-19 dari hewan ke manusia, tetapi kasus hewan terinfeksi COVID-19 memang nyata adanya. Data Office of International des Epizooties (OIE) selaku organisasi kesehatan hewan dunia, menyatakan secara global, saat ini tercatat 500 kasus pada 10 spesies di 30 negara.

"Penting untuk diketahui, sejauh ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa hewan yang terinfeksi COVID-19 dapat menularkan virus ke manusia," kata Wiku alam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Selasa (3/8/2021).

Karenanya, Wiku meminta kepada pemilik hewan untuk tidak takut dan panik, tetapi ia mengimbau agar pemilik hewan senantiasa merawat dan menjaga kesejahteraan hewan peliharaannya. Jika pemilik hewan terinfeksi COVID-19, maka harus juga menjaga jarak dari hewan peliharaannya.

Selain itu, pemilik hewan juga harus mengurangi kontak fisik antara hewan dengan orang yang belum mendapatkan vaksin COVID-19. Jika hewan peliharaan menunjukkan gejala, maka dianjurkan untuk segera membawanya ke dokter hewan.

Baca juga artikel terkait HARIMAU SUMATRA atau tulisan lainnya dari Mohammad Bernie

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Mohammad Bernie
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Abdul Aziz