tirto.id - Bertepatan dengan Hari Air Sedunia 22 Maret, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menawarkan dua teknologi guna mengatasi persoalan pencemaran sistem air yang terintegrasi untuk Kota Jakarta. Hari Air Sedunia kali ini bertemakan "Alam untuk Air", dilansir dari Newsweek sehari sebelumnya.
Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi (BPI) LIPI Anto Tri Sugiarto mengatakan bahwa sistem air Kota Jakarta sebenarnya saling terintegrasi, antara air tanah, sungai, waduk, dan laut sehingga konsekuensinya sungai, danau dan waduk yang tercemar akan mencemari seluruh sistem air di Kota Jakarta.
"Bahaya pencemaran ini jika tidak segera diantisipasi akan menjadi bencana bagi kota Jakarta itu sendiri," ujar Anto di Jakarta, Kamis (22/3/2018),
Keadaan sungai dan danau di DKI Jakarta yang kotor dan penuh sampah menjadi kekhawatiran semua pihak, ditambah lagi, kondisi geologis Jakarta yang terdiri dari endapan gunung api di Selatan dan endapan alluvial laut di Utara mengakibatkan kondisi badan air yang saling berhubungan.
Air tanah di Jakarta memiliki hubungan dengan 13 sungai yang ada, serta 55 danau serta waduk (DKI Jaya, 2014) yang terhubung dengan seluruh sistem sungai ini.
Menurut Anto, agar bencana tidak terjadi, maka LIPI melakukan riset untuk memperoleh air bersih dengan berbagai cara, mulai dari teknologi biologi, fisika dan kimia secara konvensional maupun proses yang lebih canggih. Tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi ini membawa LIPI menjadi leading dalam pengembangan penelitian untuk sungai dan danau di Jakarta dan di Indonesia.
Ia juga menjelaskan bahwa danau dan waduk di Jakarta secara perlahan-lahan menghilang. Padahal, danau atau yang biasa disebut situ di Jakarta mempunyai fungsi antara lain persediaan air, PLTA, sarana irigasi, budi daya perikanan darat, sarana rekreasi dan olah raga, pengendali bencana alam, habitat tumbuhnya tumbuhan dan satwa, juga sebagai sarana penelitian, pendidikan dan transportasi.
Karenanya, ia mengatakan LIPI menawarkan solusi-solusi untuk upaya pemulihan danau dan sungai dengan intervensi teknologi yaitu teknologi integrated floating wetland. Teknologi ini untuk pengelolaan air tanah, danau dan sungai yang bisa dimanfaatkan sebagai solusi pengelolaan sungai dan danau yang saling berhubungan.
Selain itu, LIPI juga memiliki teknologi Nanobubble untuk pengolahan air limbah agar tidak mencemari sungai dan danau.
Seperti diketahui, sungai dan danau memiliki kegunaan yang hampir sama, sehingga keberadaannya perlu dijaga dan dilestarikan. Proses pelestarian sungai dan danau merupakan tanggung jawab kita bersama baik individu, masyarakat, pemerintah pusat maupun daerah, mengingat pentingnya fungsi dan peruntukannya.
"Salah satu cara melestarikan sungai dan danau adalah dengan menjaga Daerah Aliran Sungai (DAS) agar tidak terjadi erosi dan pencemaran, pengelolaan sungai maupun danau dapat dilakukan dengan menggunakan manajemen lingkungan yang baik," lanjut Anto.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri