tirto.id - Harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional induk di Kota Jambi, mengalami kenaikan delapan persen dari sebelumnya yang hanya Rp120 ribu per kilogram menjadi Rp130 ribu per kilogram sehari menjelang awal puasa atau 1 Ramadan 1438 Hijriah.
"Kenaikan tersebut dikarenakan berkurangnya pasokan sementara permintaan masyarakat menjelang Ramadan ini justru meningkat," kata Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jambi, Subiyanto di Jambi, Jumat (26/52017).
Berdasarkan hasil monitoring Disperindag Jambi, sebelumnya harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional induk berada di kisaran Rp120 ribu dan Rp125 ribu per kilogram. Namun sehari menjelang masuknya bulan puasa rata-rata harga ditingkat pedagang mengalami kenaikan.
"Jumlah pembeli daging sapi mulai meningkat dari biasanya sehingga harga pun mulai naik. Kenaikan ini murni karena permintaan masyarakat yang meningkat," kata dia.
Pantauan harga daging di tingkat pedagang tersebut berada di tiga pasar tradisional di Kota Jambi, yakni Pasar Angsoduo, Pasar Talang Banjar dan Pasar Simpang Pulai.
Selain harga daging yang mengalami kenaikan, komoditas cabai rawit hijau juga mengalami kenaikan dengan mencapai Rp26 ribu dari sebelumnya Rp22 ribu per kilogram atau rata-rata mengalami kenaikan 18 persen.
Kenaikan harga komoditas cabai rawit hijau kata Subiyanto, masih disebabkan karena berkurangnya pasokan.
Sedangkan untuk daging ayam broiler masih normal atau ditingkat pedagang dengan harga rata-rata Rp33 ribu per kilogram, katanya menambahkan.
Selain itu, sejumlah komoditas harga pangan juga mengalami kenaikan. Salah satunya harga jengkol di sejumlah pasar tradisional di Cianjur, Jawa Barat, yang biasa dijual Rp20 ribu per kilogram melambung hingga Rp80 ribu per kilogram menjelang puasa di bulan Ramadan. Meski begitu, harga sayur mayur dan bumbu dapur lainnya masih terpantau normal.
Sejumlah pedagang menuturkan, kenaikan harga tersebut terjadi karena bukan musimnya. Tak hanya itu, menjelang Ramadan jengkol tetap menjadi makanan favorit warga sebagai lauk untuk berbuka puasa sehingga membuat harganya menjadi mahal.
Meroketnya harga jengkol ini, dijelaskan Solihin, membuat penjualan berkurang setiap harinya. Biasanya, ia dan pedagang lain dapat menjual hingga puluhan kilogram, sedangkan saat ini per hari hanya menjual 6 – 8 kilogram."Kami biasa mendapat stok dari Pasar Caringin Bandung, saat ini kami terpaksa mengurangi pembelian, meskipun pemesanan tetap ada," katanya menjelaskan.
Menindaklanjuti kenaikan harga ini, Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Cianjur mengimbau pedagang di wilayah tersebut, agar tidak membeli barang secara berlebihan. Bahkan, barang tersebut dijadikan stok karena kebiasaan tersebut dianggap dapat memicu terjadinya lonjakan harga di pasaran menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri