tirto.id - Selama libur Lebaran, para siswa sering mendapat tugas dari guru membuat cerita libur Lebaran ke rumah nenek. Cerita libur Lebaran ke rumah nenek itu biasanya akan dikumpulkan setelah masuk sekolah, lalu beberapa guru mungkin akan meminta para siswa untuk mempresentasikan kisah-kisah libur lebaran tersebut di depan kelas.
Libur Lebaran adalah momen bagi banyak orang untuk mudik, pulang ke kampung halaman. Salah satu tujuan mudik yang sering menghasilkan banyak cerita indah tak terlupakan adalah mudik ke rumah nenek.
Di rumah nenek dan kakek, seluruh keluarga, terutama anak-anak bisa bertemu dengan keluarga besarnya yang lain. Selain bertemu dengan keluarga besar, anak-anak juga bisa mendapat berbagai nasihat, wejangan serta pelajaran hidup dari para sesepuhnya.
Selain berbagai nasihat ataupun pelajaran hidup, saat libur Lebaran ke rumah nenek, anak-anak juga bisa bermain dan menghabiskan waktu berkualitas bersama anak-anak lain di keluarga besarnya. Dari situ, anak-anak akan selalu ingat dari mana, dan dari siapa ia berasal.
4 Contoh Cerita Libur Lebaran ke Rumah Nenek
Tugas mengarang berlibur ke rumah nenek ini bisa jadi ajang latihan menulis dan meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia bagi para siswa.
Selain latihan menulis, para siswa juga bisa berlatih mengembangkan ide dan kreativitas masing-masing. Berikut adalah contoh cerita libur lebaran ke rumah nenek yang bisa dijadikan referensi untuk membuat cerita liburan sekolah ke rumah nenek:
Contoh Pertama Cerita Liburan Sekolah ke Rumah Nenek
Libur Lebaran yang Tak TerlupakanTahun ini libur Lebaran sangat menyenangkan dan tak terlupakan. Tahun ini, aku bersama keluargaku menghabiskan libur lebaran dengan mudik ke kampung halaman, yaitu di rumah nenek.
Ini adalah mudik pertama keluargaku setelah lebih dari tiga tahun tidak menyempatkan untuk mudik. Tahun ini, Ayah, Ibu dan aku sudah sangat rindu untuk merayakan Idul Fitri di rumah nenek tercinta.
Kami sekeluarga pun berangkat dua hari sebelum Lebaran. Perjalanan mudik ini terasa amat panjang. Apalagi jalanan sangat padat, dan pada beberapa titik kendaraan kami terjebak kemacetan.
Namun, aku sangat senang. Tidak peduli seberapa panjangnya perjalanan mudik ini, aku sangat bahagia karena akhirnya bisa bertemu kembali dengan nenek, kakek tercinta serta saudara-saudara sepupu.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya kami tiba di rumah nenek. Sesampainya di rumah nenek, kami disambut dengan pelukan hangat dan hidangan khas Lebaran seperti ketupat, opor ayam, dan rendang.
Aroma masakan nenek selalu membuatku lapar. Kami pun makan bersama sambil bercerita. Sungguh, momen itu sangat menyenangkan.
Pagi hari saat Lebaran, kami salat Id di masjid kampung. Setelah itu, kami saling bermaaf-maafan. Rasanya hangat dan menyenangkan bisa berkumpul dengan keluarga besar.
Selama beberapa hari di rumah nenek, aku bermain dengan sepupu-sepupuku di kebun belakang rumah nenek yang sangat luas dan penuh dengan pohon yang rindang. Aku dan sepupuku juga menyempatkan diri berjalan-jalan ke sawah milik nenek dan kakek.
Libur Lebaran kali ini menjadi salah satu momen yang tak terlupakan. Aku merasa sangat bahagia bisa menghabiskan waktu Lebaran bersama keluarga besar di rumah nenek. Semoga tahun depan bisa mudik lagi.
Contoh Kedua Cerita Libur Lebaran Ke Rumah Nenek
Mudik Penuh KenanganSetiap tahun, saat perayaan Idul Fitri, kami sekeluarga selalu mudik ke rumah nenek di kampung. Tahun ini pun kami juga melakukan tradisi tersebut.
Kami sekeluarga berangkat dua hari sebelum Lebaran. Ayah dan Ibu ingin bisa merayakan hari kemenangan bersama keluarga besar, terutama dengan nenek dan kakek yang sangat kami cintai.
Perjalanan mudik kami memakan waktu lama. Jalanan ternyata sangat macet. Semua orang tampaknya berpikiran sama dengan kami.
Namun, aku tetap bahagia, karena semua kelelahan ini terbayar saat melihat senyum bahagia nenek dan kakek yang dengan sangat gembira dan penuh kehangatan menyambut aku, ayah dan ibuku. Aku sangat bahagia bisa melihat senyum nenek dan kakek yang seperti sinar surya menghangatkan hatiku.
Setelah semalam beristirahat di rumah nenek, di pagi harinya, saat Hari Raya Lebaran, kami salat Id berjamaah di masjid terdekat. Setelah itu, kami bersilaturahmi, bersalam-salaman dan bermaaf-maafan dengan kerabat dan keluarga.
Setelah menghabiskan makanan khas Lebaran buatan nenek yang nikmat tiada terkira, aku dan sepupu-sepupuku langsung berjalan-jalan keliling kampung. Sesudah itu, aku dan sepupu-sepupuku menghabiskan waktu bersama di rumah nenek, bercanda ria, bermain dan ngobrol ngalor-ngidul penuh dengan kehangatan dan kebersamaan.
Sungguh, mudik tahun ini penuh dengan kenangan yang akan aku selalu ingat dan catat dalam buku harianku. Juga akan kuceritakan pada kawan-kawanku di sekolah nanti.
Contoh Ketiga Cerita Liburan Sekolah ke Rumah Nenek
Menikmati Kue Nastar Buatan NenekLebaran tahun ini sangat menyenangkan karena aku bisa menghabiskan waktu di rumah nenek yang sangat kucintai.
Setelah salat Id, kami sekeluarga berkumpul untuk makan bersama. Selain menikmati hidangan khas Lebaran buatan nenek yang sangat lezat, seperti opor ayam, sambal goreng hati, ketupat dan lain sebagainya, aku juga menikmati kue-kue buatan nenek yang tak kalah lezatnya.
Salah satu kue buatan nenek yang sangat aku sukai adalah kue nastar. Kue yang di dalamnya terdapat selai nanas itu adalah kue buatan nenek paling enak dan tidak kalah dengan kue nastar buatan toko kue terkenal yang ada di kota.
Rasa manis dan kelembutan kue nastar itu tidak bisa kulupakan. Terutama saat kukunyah di dalam mulutku. Hingga aku pulang kembali ke kota, aku masih ingin menikmati kue nastar buatan nenek itu.
Oleh karena itu, aku meminta resep kue nastar itu kepada nenek dan memohon kepada ibuku agar mau membuatkan kue nastar ala nenek itu khusus untukku di rumah.
Namun, tentu saja tidak ada yang bisa mengalahkan rasa nastar buatan nenek. Walaupun kue nastar yang dibuat ibu sudah dibuat sama persis sesuai dengan resep dari nenek, tetap saja ada rasa yang berbeda dari nastar buatan nenek.
Oleh karena itu, aku berdoa, semoga saja tahun depan aku sekeluarga bisa kembali mudik liburan ke rumah nenek. Selain ingin bisa bertemu kembali dengan nenek, aku berdoa, semoga bisa merasakan kembali kue nastar khas buatan nenek.
Contoh Keempat Libur Lebaran Ke Rumah Nenek
Lebaran Istimewa di Rumah NenekTahun ini Lebaran terasa lebih istimewa karena seluruh keluarga besar berkumpul di rumah nenek. Jarang sekali rasanya bisa bertemu dengan keluarga besar, karena banyak yang tinggal di luar kota, bahkan di luar pulau.
Oleh karena itu, Lebaran kali ini aku sangat senang bisa bertemu dengan paman, bibi, dan sepupu-sepupuku yang jarang aku temui karena rumahnya sangat jauh.
Kami memulai hari Lebaran pertama dengan salat Id bersama. Setelah itu, kami bersalam-salaman dan bermaaf-maafan.
Sesudah itu, nenek membagikan angpao kepada cucu-cucunya. Aku sangat senang karena tahun ini aku mendapat angpao yang cukup banyak. Aku berencana menabung angpao tersebut agar bisa membeli mainan yang sudah lama kuidam-idamkan.
Setelah pembagian angpao dari nenek, kami sekeluarga pun menikmati makanan khas Lebaran lezat buatan nenek.
Sore harinya, aku menemani nenek berjalan-jalan ke rumah tetangga untuk bersilaturahmi. Dari nenek, aku belajar banyak tentang pentingnya menjaga hubungan baik dengan orang lain, terutama dengan tetangga terdekat yang bisa menjadi saudara walau tanpa hubungan darah.
Sungguh bisa kukatakan, bahwa Lebaran di rumah nenek adalah momen yang paling aku nantikan setiap tahun. Selain bisa menikmati makanan lezat buatan nenek, aku juga bisa mendapat angpao, dan lebih penting lagi bisa mendapatkan pengalaman berharga yang bisa jadi pelajaran hidup tak terlupakan.
Demikianlah empat contoh cerita libur Lebaran ke rumah nenek. Berbagai contoh cerita ini bisa dijadikan panduan bagi para siswa yang mendapat tugas mengarang berlibur ke rumah nenek.
Dengan berlatih mengarang cerita dalam bahasa Indonesia, para siswa dilatih untuk menulis secara benar. Selain itu, para siswa juga dilatih untuk menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.
Editor: Lucia Dianawuri & Yulaika Ramadhani