Menuju konten utama

Gubernur BI: Kenaikan Peringkat S&P akan Dongkrak Investasi

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo optimistis perbaikan peringkat Indonesia menjadi Investment Grade (IG), atau layak investasi, yang diberikan oleh Standard and Poor’s (S&P), akan mendorong derasnya aliran penanaman modal.

Gubernur BI: Kenaikan Peringkat S&P akan Dongkrak Investasi
(Ilustrasi) Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia bulan Mei 2017 kepada awak media di Jakarta, Kamis (18/5/2017). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

tirto.id - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan perbaikan peringkat surat utang Indonesia, yang diberikan oleh lembaga pemeringkat global, Standard and Poor’s (S&P), menjadi layak investasi atau Investment Grade (IG), akan segera terlihat dampak positifnya.

Agus optimistis perbaikan peringkat, yang menguatkan penilaian terhadap Indonesia dari dua lembaga internasional lainnya, yakni Fitch dan Moody Service, tersebut akan segera mendorong derasnya aliran penanaman modal, baik investasi portofolio maupun investasi langsung.

Dia mencatat investasi modal asing di Indonesia, sejak Januari hingga awal Mei 2017, sudah mencapai Rp105 triliun. Apalagi, menurut Agus, perbaikan iklim investasi juga telah dibantu dengan reformasi struktural perekonomian yang sedang dijalankan pemerintah.

"Sektor riil juga sedang dibenahi oleh pemerintah. Selain itu, kepercayaan investor juga meningkat dengan reformasi anggaran fiskal pemerintah," kata Agus di Kantor Pusat BI, Jakarta, pada Senin (22/5/2017) seperti dilansir Antara.

Agus berharap perbaikan peringkat itu akan menarik lebih banyak investasi langsung, khususnya di sektor produksi yang selama ini barang modalnya masih dipasok dari impor. Salah satu sektor produksi itu, menurut dia, adalah manufaktur agar barang modal industri dapat diproduksi di dalam negeri.

"Kami harapkan lebih banyak masuk untuk industrialisasi, sehingga dapat meningkatkan serapan tenaga kerja," kata dia.

Selain meningkatkan investasi, Agus menilai kenaikan peringkat S&P itu juga akan menurunkan beban biaya dana pemerintah (cost of borrowing) dalam menarik pendanaan. Dia mencontohkan imbal hasil yang ditawarkan pemerintah melalui obligasinya dapat menurun karena Indonesia memperoleh kenaikan peringkat.

Pada Jumat akhir pekan lalu, S&P menaikkan peringkat surat utang Indonesia menjadi layak investasi ke tingkat BBB-, dari sebelumnya BB+, dan berprospek stabil (stable).

Naiknya peringkat utang Indonesia tersebut, antara lain karena berkurangnya risiko fiskal seiring lebih realistisnya postur anggaran pemerintah. S&P menilai dengan postur anggaran fiskal pemerintah yang lebih realistis, potensi melebarnya defisit anggaran dapat menurun secara signifikan.

Adapun Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan perbaikan peringkat S&P ini akan membuat surat utang Indonesia menjadi semakin kompetitif.

"Harapannya dengan S&P investment grade, cost of fund (biaya dana) menjadi turun lagi. Ini membuat surat utang kita menjadi kompetitif dan yang paling penting biaya bunganya turun," kata Bambang hari ini.

Bambang mengimbuhkan penaikan peringkat surat utang ini membuka peluang Indonesia mencari utang dari pasar. "Dulu itu banyak lembaga-lembaga yang punya uang hanya mau membeli surat berharga kalau dari tiga pemeringkat semuanya sudah investment grade. Kalau saya lihat selama ini, kita dengan dua dari tiga, itu pun cost-nya setara investment grade," tutur Bambang.

Baca juga artikel terkait INVESTASI DI INDONESIA atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Ekonomi
Reporter: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom