Menuju konten utama

Sri Mulyani: Resesi di Amerika Serikat Semakin Nyata

"Resesi di Amerika Serikat sekarang sudah semakin dibahas atau kemungkinan terjadinya semakin nyata," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Sri Mulyani: Resesi di Amerika Serikat Semakin Nyata
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 di Jakarta, Rabu (19/2/2020). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc.

tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menuturkan resesi ekonomi di Amerika Serikat (AS) sudah di depan mata. Kondisi ini setelah inflasi terjadi di negeri Paman Sam melonjak sampai 8,6 persen yang direspon dengan kenaikan suku bunga The Fed.

"Resesi di Amerika Serikat sekarang sudah semakin dibahas atau kemungkinan terjadinya semakin nyata," kata Sri Mulyani di dalam APBN Kita, di Jakarta, ditulis Jumat (24/6/2022).

Analisis dari berbagai ekonom dan policy maker hampir sama. Sri Mulyani menuturkan mereka menilai kebijakan AS dalam merespon inflasi tinggi dengan kenaikan suku bunga memungkinkan terjadinya resesi di tahun ini.

"Bahkan tidak menutup kemungkinan resesi juga terjadi di tahun depan," ujarnya.

Sri Mulyani mengatakan saat ini seluruh negara dunia sudah menyimak kenaikan suku bunga AS dan direspon dengan kenaikan suku bunga acuan di masing-masing negara. Beberapa negara itu diantaranya adalah Brasil, Meksiko, Kanada, Rusia, dan Korea Selatan .

"Semua sudah merespon terhadap tren inflasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan posisi dua tahun terakhir dan ini tentu akan menyebabkan pengaruh bersamaan secara di dunia," ujarnya.

Ancaman resesi di AS, bahkan telah menyebabkan consumer confidence mengalami penurunan yang cukup tajam di level 50,2. Angka tersebut lebih rendah dibanding awal pandemi COVID-19 yang mencapai 71,8 pada April 2020.

"Hantu resesi di AS menjadi faktor yang mempengaruhi outlook dari ekonomi dunia," ujarnya.

Sebelumnya The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin. Kenaikan suku bunga ini merupakan yang paling tajam sejak 1994, karena berlomba untuk meredam inflasi yang berjalan ke level tertinggi dalam empat dekade.

Ketua Fed Jerome Powell memperkirakan kenaikan suku bunga 50 atau 75 basis poin kemungkinan besar akan ada pada pertemuan kebijakan bank sentral berikutnya pada Juli. Dia menambahkan, komite akan membuat keputusan berdasarkan data ekonomi yang masuk.

Baca juga artikel terkait ANCAMAN RESESI GLOBAL atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin