Menuju konten utama

GPDRR 2022, Jokowi Tawarkan Upaya Penanganan Bencana pada Dunia

Solusi yang ditawarkan tersebut berupa investasi dalam sains dan teknologi hingga pembangunan infrastruktur fisik yang tangguh terhadap perubahan iklim.

GPDRR 2022, Jokowi Tawarkan Upaya Penanganan Bencana pada Dunia
Presiden Joko Widodo (keempat kiri) bersama (kiri ke kanan) Special Representative of the UN SG for Disaster Risk Reduction Mami Mizutori, Menlu Retno LP Marsudi, UN Deputy Secretary-General Amina Mohammed, Menko PMK Muhadjir Effendi, The President of the United Nations General Assembly Abdulla Shahid Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto serta UN Resident Coordinator for Indonesia Valerie Julliand memukul kentongan saat membuka Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di BNDCC, Nusa Dua, Bali, Rabu (25/5/2022). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc.

tirto.id - Presiden Jokowi menawarkan sejumlah upaya penanganan bencana ke dunia internasional.

Dalam acara Global Platform For Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022, Jokowi menyebut pemerintah Indonesia menawarkan kepada dunia konsep resiliensi berkelanjutan sebagai solusi untuk menjawab tantangan risiko sistemik menghadapi semua bentuk bencana termasuk menghadapi pandemi dan sekaligus mendukung implementasi pembangunan berkelanjutan.

"Pertama kita harus memperkuat budaya dan kelembagaan siaga bencana yang antisipatif, responsif dan adaptif menghadapi bencana, pendidikan aman bencana, serta kelembagaan pemerintahan dan sosial yang sinergis dan tanggap terhadap bencana harus menjadi prioritas kita bersama," kata Jokowi di acara tersebut di Bali, Rabu (25/5/2022).

Kedua, Jokowi menilai setiap negara harus berinvestasi dalam sains teknologi dan inovasi, termasuk dalam menjamin akses pendanaan dan transfer teknologi.

Ia beranggapan akses pendanaan merupakan isu yang penting yang harus ditangani secara serius dalam pemenuhan teknologi. Ia pun mengaku Indonesia sudah melakukan strategi pendanaan lewat konsep dana bersama serta dana pembangunan lewat dana desa sebagai bentuk mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Ketiga, Jokowi menyarankan agar ada pembangunan infrastruktur yang tangguh bencana dan tangguh terhadap perubahan iklim.

Ia mendorong mitigasi berupa pembangunan infrastruktur fisik seperti dam, pemecah ombak, Waduk dan tanggul, infrastruktur hijau, seperti hutan mangrove, cemara udang di pantai, dan vetiver untuk anti longsor serta pembangunan ruang terbuka hijau harus menjadi bagian dari Prioritas pembangunan infrastruktur.

"Perlindungan pada masyarakat kelompok rentan yang bertempat tinggal di wilayah berisiko tinggi harus mendapatkan perhatian serius," kata Jokowi.

Keempat, Jokowi mengajak semua pihak harus berkomitmen untuk mengimplementasikan kesepakatan Global di tingkat nasional Sampai tingkat lokal. Ia menilai, kerangka kerja Sendai, kesepakatan Paris, dan SDGS merupakan persetujuan internasional yang penting dalam upaya pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim.

Ia mengajak seluruh negara untuk berkomitmen dan bersungguh-sungguh untuk mengimplementasikan konsep yang ditawarkan.

Menurut mantan Walikota Solo itu, pengurangan risiko bencana adalah investasi efektif untuk mencegah kerugian di masa depan. Karena itu kami menegaskan komitmen Indonesia untuk melaksanakan Kerangka kerja Sendai serta komitmen internasional lainnya.

"Indonesia juga siap berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam mitigasi bencana. sebagai negara rawan bencana Indonesia mempunyai akumulasi pengetahuan dan pengalaman yang bisa menjadi pelajaran penting bagi dunia. tapi Indonesia juga ingin, sangat ingin belajar dari pengalaman internasional," kata Jokowi.

"Let's walk together to mitigate the risk disaster for a better life today and tomorrow," tutur Jokowi.

Baca juga artikel terkait GPDRR 2022 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Restu Diantina Putri