Menuju konten utama

Gereja Ditutup, GKI Yasmin Kembali Ibadah Natal di Istana Merdeka

Gereja milik umat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia ditutup karena bermasalah di IMB.

Gereja Ditutup, GKI Yasmin Kembali Ibadah Natal di Istana Merdeka
Jemaat GKI Yasmin Bekasi dan HKBP Filadelfia Bogor mengikuti ibadah perayaan Natal di seberang Istana Merdeka, Jakarta. ANTARA/Hafidz Mubarak

tirto.id - Umat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin dan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Filadelfia tetap berharap pemerintah membuka gereja mereka dan mengizinkan umatnya untuk beribadah Natal di sana. Sejak 2012, gereja mereka ditutup pembangunannya karena dianggap tak memiliki izin mendirikan bangunan.

Penasihat GKI Yasmin Pendeta Steven Suleeman, menerangkan pada hari raya Natal tahun ini, GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia tetap akan beribadah di depan Istana Merdeka. Tercatat sudah lebih dari 150 kali ibadah dan 5 hari raya Natal yang umat lakukan di depan kantor Presiden Joko Widodo itu.

Kebaktian itu, menurut Steven, menjadi salah satu cara agar pemerintah memerhatikan mereka. Tidak ada tuntutan khusus, apalagi demonstrasi di sana. Selama ini, otoritas keamanan juga tidak mengharuskan mereka meminta izin, tapi cukup hanya dengan membuat laporan saja.

“Ya merayakan Natal aja. Karena enggak punya tempat,” kata Steven di Jakarta, Jumat (22/12/2017).

Ia menuturkan, selama melaksanakan ibadah Natal di Istana Merdeka, ada puluhan polisi yang berjaga dan tidak pernah ada kericuhan, ataupun protes dari warga setempat.

Puluhan polisi yang mengamankan kebaktian dirasa sudah cukup, sehingga Steven tidak meminta bantuan pengamanan dari organisasi massa seperti misalnya barisan serbaguna (Banser) Nahdatul Ulama.

Steven menyatakan bahwa selama ini ada komunikasi yang dijalin dengan Menteri Agama dan juga Menteri Hukum dan HAM tentang permintaan mereka untuk melanjutkan pembangunan gereja yang sekarang ditutup. Tapi sampai sekarang, situasinya tak berubah. Sekretariat Negara pun membiarkan mereka begitu saja.

Umat Nasrani yang sekiranya berjumlah 200-an orang ini tidak mau merayakan Natal di gereja lain karena merasa lebih nyaman merayakan ibadah di gereja mereka sendiri.

Bila di gereja sendiri, umat bisa bebas berkreasi, sedang di tempat lain, pengurus gereja bersangkutan juga pasti punya acara kebaktian sendiri –yang belum tentu cocok dengan umat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia.

“Enggak segampang itu kan. Ini masalah denominasi nasional. Enggak begitu aja gereja di tempat lain mau kasih tempat. Bukan sealiran juga seringkali enggak cocok,” katanya.

“Sempat ada janji dari Wali Kota Bogor Lebaran lalu. Beliau menjanjikan ini terakhir buat dia untuk memimpin Bogor dan kali ini GKI Yasmin harus bisa berada di tempatnya sendiri. Tapi sampai sekarang enggak ada apa-apa,” kata Steven mengungkapkan kekecewaannya.

Baca juga artikel terkait NATAL 2017 atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra