tirto.id - Gempa bumi susulan atau aftershock yang terjadi dalam rentang waktu 14-17 Desember di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mencapai 663 kali.
Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan bahwa rentetan gempa bumi susulan itu menunjukkan tren penurunan baik secara intensitas maupun frekuensi.
“Sudah 663 kali gempa bumi susulan. Masyarakat diharapkan tidak terlalu khawatir, tapi tetap waspada. Itu merupakan fenomena yang lazim terjadi setelah terjadi gempa bumi besar,” kata Daryono melalui keterangan tertulisnya, Jumat, (17/12/2021) malam.
“Frekuensi dari aktivitas gempa bumi susulan itu sudah menurun,” tambahannya.
Gempa yang berpusat di 7.59 LS dan 122.24 BT itu sebelumnya dirasakan kuat oleh masyarakat di 18 kabupaten di 3 provinsi, meliputi 9 kabupaten di Nusa Tenggara Timur, 3 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan dan 6 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara.
Gempa bumi yang diikuti dengan adanya peringatan dini tsunami dari BMKG itu juga membuat sebagian warga di Kabupaten Kepulauan Selayar trauma. Sebab, mereka teringat tentang gempa bumi kuat yang terjadi pada 12 Desember 1992 dan memicu terjadinya gelombang tsunami yang juga berdampak di Kepulauan Selayar.
"Faktor psikologis ini menimbulkan kekhawatiran warga, sehingga sebanyak 5.064 jiwa memilih mengungsi ke lokasi yang lebih aman," ucapnya.
Mengingat frekuensi gempa bumi susulan telah menurun, BMKG mengatakan masyarakat bisa beraktivitas seperti semula.
Namun, laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Selayar, beberapa warga hingga hari ini masih memilih tinggal di tenda-tenda darurat yang dibangun menggunakan terpal.
Dengan adanya hasil monitoring gempa susulan dari BMKG tersebut, diharapkan masyarakat terdampak tidak terlalu khawatir dan optimistis kondisi segera pulih.
"Seiring dengan peluruhan energi pasca gempa, diharapkan seluruh aktivitas masyarakat dapat segera kembali seperti semula," pungkasnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Maya Saputri