Menuju konten utama

Banjir & Longsor NTT: Korban, Kerugian, hingga Kendala Evakuasi

Berikut informasi terkait gempa dan longsor NTT hingga Senin kemarin, dari mulai korban jiwa hingga kerugian materiil.

Banjir & Longsor NTT: Korban, Kerugian, hingga Kendala Evakuasi
Warga mengevakuasi korban akibat banjir bandang di Adonara Timur, Flores Timur, NTT, Senin (5/4/2021). ANTARA FOTO/Pion Ratuloli/wpa/wsj.

tirto.id - Peristiwa memilukan menimpa Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pada pukul 01.00 WITA Minggu (4/4/2021) kemarin, bencana banjir bandang dan longsor melanda 11 daerah di provinsi yang memiliki Pulau Komodo itu.

Sebelas daerah tersebut terdiri dari 10 kabupaten dan satu kota: Kupang; Flores Timur, Malaka Tengah; Lembata; Ngada; Alor; Sumba Timur; Rote Ndao; Sabu Raijua; Timor Tengah Selatan; dan Ende.

"Akibat bencana tersebut, 68 orang meninggal dunia," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati dalam konferensi pers daring, Senin (5/4/2021). Angka tersebut masih mungkin bertambah karena "korban jiwa masih dalam pendataan".

Empat korban jiwa berasal dari Kabupaten Flores Timur, 11 di Kabupaten Lembata, 2 di Kabupaten Ende, dan 11 di Kabupaten Alor.

Lalu sebanyak 15 orang luka-luka, yakni 9 di Flores Timur, 1 di Kabupaten Ngada, dan 5 di Kabupaten Alor. Angka ini juga masih sementara.

Ada pula yang hilang, 70 orang: 26 di Kabupaten Flores Timur, 16 di Kabupaten Lembata, dan 28 di Kabupaten Alor.

"Bencana banjir bandang berdampak kepada 938 Kepala Keluarga atau 2.655 jiwa," katanya memaparkan data lain. Sebagai gambaran, total warga NTT di 10 Kabupaten terdampak sebanyak 2.406.324 orang.

Dalam rangka membantu memenuhi kebutuhan korban, Raditya mengatakan TNI telah membuat 20 dapur umum.

Kepala BNPB Doni Monardo juga memaparkan dampak-dampak lain terutama di Kabupaten Flores Timur. Dia mengatakan sebanyak 60 rumah terendam lumpur, 17 unit hanyut, lima jembatan putus, dan puluhan rumah terendam banjir di Kecamatan Adonara Barat, lalu ruas jalan Waiwadan-Danibao dan Numindanibao terputus di empat titik.

Guna meringankan beban warga, BNPB melalui Kedeputian Bidang Logistik dan Peralatan telah mengirimkan ribuan paket bantuan, termasuk makanan siap saji sebanyak 1.002 paket, makanan tambahan gizi 1.002 paket, makanan lauk pauk 1.002 paket, selimut 3.000 lembar, sarung 2.000 lembar, alat tes cepat antigen 10 ribu unit, masker kain 1.000 lembar, dan masker medis 1.000 lembar.

Bantuan tersebut dibawa langsung oleh Doni beserta anggotanya yang bertolak ke Flores Timur pada Senin pagi. Sisanya dikirimkan secara bertahap pada hari yang sama menggunakan ekspedisi udara.

"Bersama dengan pesawat juga ada barang-barang logistik yang dibutuhkan seperti selimut, makanan siap saji, hingga obat-obatan," ucapnya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan banjir disertai tanah longsor dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi.

Ada dua bibit siklon tropis yang dapat berdampak pada cuaca ekstrem yang dapat membuat curah hujan lebat dan angin kencang di NTT dalam sepekan ini, 3–9 April 2021. Bibit siklon tersebut berkembang menjadi siklon tropis Seroja pada Senin pukul 1 dini hari dengan kekuatan 35 knots (65 km/jam).

Selain berdampak pada naiknya intensitas hujan menjadi sedang hingga lebat, siklon tropis Seroja juga membuat gelombang laut naik.

"Diperkirakan intensitas siklon tropis Seroja menguat dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah barat daya," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta pada 5 April.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan siklon tropis Seroja sendiri adalah dampak dari perubahan iklim global. Perubahan iklim membuat suhu muka laut di perairan di Samudera Hindia semakin panas hingga 29 derajat celcius; sementara suhu udara di lapisan atmosfer menengah juga meningkat pada tekanan 500 milibar atau lebih dari 7 derajat celcius.

"Maka terjadi aliran angin yang sifatnya juga siklonik dan ini sangat jarang terjadi di wilayah tropis seperti Indonesia, tapi 5-10 tahun ini terjadi karena dampak perubahan iklim global," katanya dalam konferensi pers Senin malam.

Berdasarkan analisis BMKG, hingga Selasa (6/4/2021) tadi malam pukul 01.00 WIB, siklon tropis Seroja akan berada pada posisi di Samudra Hindia sebelah barat daya Pulau Rote, 11.6 Lintang Selatan, 120.0 Bujur Timur atau sekitar 360 km sebelah barat barat daya Rote. Siklon tropis Seroja ini diperkirakan menguat hingga 55 knots (100 km/jam) bergerak menjauhi wilayah Indonesia.

Kendala

Doni Monardo, yang juga Ketua Satgas COVID-19, mengakui menghadapi banyak kendala saat instansinya menangani bencana banjir dan longsor NTT. Hingga Senin, kendala yang dihadapi adalah akses transportasi menuju titik lokasi kejadian yang hanya dapat dicapai menggunakan moda penyeberangan laut ke Pulau Adonara.

Otoritas penyeberangan setempat memberikan peringatan berupa larangan pelayaran karena faktor hujan dan gelombang tinggi.

"Jaringan komunikasi dan internet dilaporkan juga tidak stabil sehingga menyulitkan tim lapangan melaporkan kondisi terkini," kata Doni melalui keterangan tertulis.

"Adapun proses evakuasi korban yang tertimbun lumpur juga masih terkendala karena medan dan faktor lain di lapangan," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait BANJIR NTT atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Rio Apinino