tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan sebanyak 11 daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) terdampak banjir bandang dan longsor pada Minggu (4/4) pukul 01.00 WITA kemarin.
Sebelas daerah tersebut terdiri dari 10 kabupaten dan satu kota: Kupang; Flores Timur, Malaka Tengah; Lembata; Ngada; Alor; Sumba Timur; Rote Ndao; Sabu Raijua; Timor Tengah Selatan; dan Ende.
Sejumlah wilayah itu merupakan data yang diperbarui oleh BNPB per pukul 14.00 WIB, Senin (5/4/2021).
"Akibat bencana tersebut, 68 orang meninggal dunia. Korban jiwa masih dalam pendataan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati melalui konferensi pers secara daring.
Korban jiwa yang meninggal: 44 orang di Kabupaten Flores Timur, 11 di Kabupaten Lembata, 2 di Kabupaten Ende, dan 11 di Kabupaten Alor.
Raditya mengatakan 15 orang luka-luka, yakni 9 di Flores Timur, 1 di Kabupaten Ngada, dan 5 di Kabupaten Alor. Lalu, 70 orang masih dinyatakan hilang: 26 di Kabupaten Flores Timur, 16 di Kabupaten Lembata, dan 28 di Kabupaten Alor.
"Bencana banjir bandang berdampak kepada 938 Kepala Keluarga atau 2.655 jiwa," ucapnya. Berdasarkan data Kependudukan, total warga NTT di 10 Kabupaten terdampak sebanyak 2.406.324 orang.
Saat ini, kata Raditya, TNI tengah membuat sebanyak 20 dapur lapang untuk membantu memenuhi kebutuhan korban.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis, penyebab bencana tersebut karena adanya dua bibit siklon tropis yang dapat berdampak pada cuaca ekstrem. Salah satunya potensi curah hujan lebat dan angin kencang di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada sepekan ini, 3-9 April 2021.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Restu Diantina Putri