tirto.id - Perubahan iklim adalah perubahan pada suhu, curah hujan, pola angin dan berbagai efek-efek lain secara drastis. Fenomena yang memicu berbagai bencana di dunia tersebut sedang berlangsung saat ini.
Dilansir dari laman resmi Kementrian Lingkungan Hidup untuk Knowledge Centre Perubahan Iklim, Perserikatan Bangsa-Bangsa mendefinisikan perubahan iklim sebagai gejala yang disebabkan baik secara langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia. Perubahan tersebut turut mengubah komposisi atmosfer global dan variabilitas iklim alami pada periode yang dapat diperbandingkan.
Komposisi atmosfer global yang dimaksud adalah komposisi material atmosfer bumi berupa Gas Rumah Kaca (GRK), seperti Karbon Dioksida, Metana, Nitrogen, dan sebagainya.
Perubahan iklim bisa diukur dalam bentuk statistik melalui International Panel on Climate Change. Salah satu dampak perubahan iklim adalah bencana alam yang terkait dengan peningkatan suhu bumi.
Terjadinya perubahan iklim juga bisa dilihat dari suhu rata-rata bumi yang meningkat sebesar 1,5 derajat farenheit dibandingkan beberapa abad lalu. Suhu ini diperkirakan akan naik lagi pada 100 tahun ke depan sebesar 0,5 sampai 8,6 derajat farenheit.
Tahun 2016 adalah periode terhangat yang pernah tercatat. Data NASA dan NOAA menunjukkan bahwa rata-rata suhu global pada 2016 adalah 1,78 derajat fahrenheit (0,99 derajat celcius), lebih hangat daripada rata-rata suhu bumu saat pertengahan abad ke-20. Kenaikan suhu seperti ini bisa memicu iklim yang berbahaya bagi kelangsungan hidup penghuni bumi.
Selain emisi dan suhu bumi yang meningkat, ada fakta-fakta lain terkait perubahan iklim berupa data angka, yang dirangkum dari ulasan di laman Conservation International.
1. 408 bagian per juta (ppm)
Konsentrasi karbon dioksida (CO2) di atmosfer kita, pada 2018, adalah yang tertinggi dalam tiga juta tahun tahun terakhir.
2. 2016 adalah tahun terhangat yang pernah tercatat
Data NASA dan NOAA menunjukkan bahwa rata-rata suhu global pada 2016 adalah 1,78 derajat fahrenheit (0,99 derajat celcius), lebih hangat daripada rata-rata suhu bumi di pertengahan abad ke-20. Selain itu, 17 dari 18 tahun terhangat telah terjadi sejak tahun 2000.
3. 11 persen emisi
Sebelas persen dari semua emisi gas rumah kaca global yang disebabkan oleh manusia disebabkan oleh deforestasi - sebanding dengan emisi dari semua mobil dan truk di planet ini.
4. Amazon adalah pembangkit tenaga listrik penyimpan karbon.
Di Amazon, 1 persen spesies pohon menyerap 50 persen karbon wilayah tersebut.
5. 800 juta orang
Sebelas persen populasi dunia, yakni sekitar 800 juta jiwa, kini rentan terdampak perubahan iklim seperti kekeringan, banjir, gelombang panas, peristiwa cuaca ekstrem, dan kenaikan permukaan laut.
6. Ekosistem 'karbon biru' pesisir sangat penting
Hanya 0,7 persen dari hutan dunia berupa hutan bakau pesisir, namun mereka menyimpan karbon hingga 10 kali lebih banyak per hektar dibandingkan dengan hutan tropis.
7. Hampir satu juta hektar hilang
Wilayah ekosistem pesisir yang lebih luas dari wilayah Kota New York dihancurkan setiap tahun. Ini menghilangkan pelindung penting dari cuaca ekstrem bagi masyarakat pesisir dan melepaskan karbondioksida ke atmosfer dalam jumlah besar.
8. Selamatkan alam, lebih murah
Pelestarian ekosistem lebih hemat daripada intervensi buatan manusia. Di Maladewa, membangun tembok laut untuk perlindungan pantai menelan biaya sekitar 2,2 miliar dolar AS. Bahkan setelah 10 tahun biaya perawatan, masih empat kali lebih murah dengan melestarikan terumbu karang.
9. Alam adalah solusi yang belum dimanfaatkan
Hutan tropis efektif untuk menyimpan karbon dan menyediakan setidaknya 30 persen solusi yang dibutuhkan guna mencegah risiko perubahan iklim terburuk. Namun, solusi berbasis alam hanya menerima 2 persen dari seluruh pendanaan untuk mencegah perubahan iklim.
10. 195 negara
Sebanyak 195 negara yang menandatangani Perjanjian Paris 2015, setuju membatasi pemanasan global dan beradaptasi dengan perubahan iklim, sebagian dengan cara melindungi alam.
11. Label harga: 140 miliar dolar AS per tahun
Dana senilai 140 miliar dolar AS per tahun dibutuhkan untuk membuat perubahan yang dibutuhkan manusia dalam beradaptasi dengan situasi dunia yang memanas. Dana ini setara kurang dari 0,1 persen PDB global.
- Penyebab Perubahan Iklim, Fakta dan Solusinya
- Prediksi Dampak Perubahan Iklim Tahun 2040: Batu Bara Dikurangi
- Greta Thunberg Aktivis Perubahan Iklim Raih "Alternative Nobel"
- PBB: Kecanduan Batu Bara Asia Harus Disetop, Cegah Perubahan Iklim
- PBB Rilis Laporan Soal Bahaya Perubahan Iklim Secara Global
- Studi: Kesenjangan Kekayaan Global Meningkat Akibat Perubahan Iklim
Penulis: Ahmad Efendi & Ahmad Efendi
Editor: Addi M Idhom