Hal ini juga yang menyebabkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini yang berlaku Senin (5/4/2021) pukul 07.00 WIB hingga Selasa (6/4/2021).
"Siklon tropis Seroja di Perairan Kupang menyebabkan tinggi gelombang laut lebih dari enam meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia Selatan NTT," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo di Jakarta, Senin, sebagaimana dikutip Antara.
Siklon Tropis Seroja
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (4/4/2021) malam menyampaikan siklon tropis yang dinamakan siklon tropis Seroja ini terbentuk dari bibit siklon tropis yang diprediksi semakin menguat.
Siklon tropis sendiri adalah badai dengan kekuatan yang besar. Radius rata-rata siklon tropis mencapai 150 hingga 200 km. Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26.5 °C. Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam.
Masa hidup suatu siklon tropis rata-rata berkisar antara 3 hingga 18 hari. Karena energi siklon tropis didapat dari lautan hangat, maka siklon tropis akan melemah atau punah ketika bergerak dan memasuki wilayah perairan yang dingin atau memasuki daratan.
Siklon tropis dikenal dengan berbagai istilah di muka bumi, yaitu "badai tropis" atau "typhoon" atau "topan" jika terbentuk di Samudra Pasifik Barat, "siklon" atau "cyclone" jika terbentuk di sekitar India atau Australia, dan "hurricane" jika terbentuk di Samudra Atlantik, demikian dilansir laman resmi BMKG.
Selain siklon tropis Seroja, terdapat sejumlah istilah siklon tropis lain di Indonesia, beberapa di antaranya adalah:
2017 | Siklon Tropis Cempaka | 27 November – 30 Desember | Samudera Hindia |
2017 | Siklon Tropis Dahlia | 30 November – 2 Desember | Samudera Hindia |
2018 | Siklon Tropis Marcus | 16 Maret - 24 Maret | Laut Timor Samudera Hindia |
2018 | Siklon Tropis Nora | 23 Maret - 26 Maret | Teluk Carpentaria |
2018 | Siklon Tropis Flamboyan | 28 April - 2 Mei | Samudera Hindia |
2018 | Siklon Tropis Kenanga | 15 Desember - 18 Desember | Samudera Hindia |
2019 | Siklon Tropis Riley | 24-26 Januari | Samudera Hindia |
2019 | Siklon Tropis Lili | 9 Mei - 11 Mei | Laut Banda |
2020 | Siklon Tropis Mangga | 21 Mei - 24 Mei | Samudera Hindia |
2021 | Siklon Tropis Seroja | 5 April 2021 | Laut Sawu |
Dampak Siklon Tropis Seroja
Bibit siklon tropis Seroja sendiri memberikan dampak berupa potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir serta angin kencang di NTT, NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku, serta bencana hidrometeorologi di beberapa wilayah di NTT.
"Saat siklon tropis itu masih bibit saja sudah menimbulkan bencana, apalagi kalau sudah benar-benar siklon tropis," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Dampak bibit siklon tropis 99S atau siklon tropis Seroja terhadap cuaca di Indonesia, sebagaimana disampaikan BMKG di laman medsosnya.
1. Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir serta angin kencang di wilayah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.
2. Gelombang laut dengan ketinggian 1.25 - 2.5 meter di Selat Sumba bagian timur, Selat Sape, Laut Sumbawa, Perairan utara Sumbawa hingga Flores, Selat Wetar, Perairan Kep. Selayar, Perairan selatan Baubau - Kep.Wakatobi, Perairan Kep.Sermata - Leti, Laut Banda bagian utara, dan Laut Arafuru bagian barat.
3. Gelombang laut dengan ketinggian 2.5 - 4.0 meter di Selat Sumba bagian barat, Laut Flores, Perairan selatan Flores, Perairan selatan P. Sumba, Laut Sawu, Selat Ombai, dan Laut Banda selatan bagian barat.
4. Gelombang laut dengan ketinggian 4.0 - 6.0 meter di Perairan Kupang-Pulau Rote, Samudra Hindia selatan NTT, dan Laut Timor selatan NTT.