tirto.id - Kementerian Pemuda dan Olahraga berjanji akan melakukan komunikasi dengan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) terkait adanya praktik percaloan dalam pengelolaan penjualan tiket semifinal leg pertama Piala AFF 2016 oleh lembaga tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora Gatot Dewa Broto kepada sekitar tiga puluhan penggemar tim nasional di pelataran luar Kemenpora, Jakarta, Jumat (2/12/2016). Para penggemar timnas Indonesia itu mendatangi Kemenpora karena kecewa tidak mendapatkan tiket semifinal leg pertama Piala AFF 2016 Indonesia melawan Vietnam yang akan digelar di Stadion Pakansari, Cibinong, Jawa Barat.
"Kami akan mengonfirmasi langsung ke PSSI. Kami tidak pandang bulu meski Ketua PSSI itu seorang Jenderal," ujar Gatot, sembari menambahkan bahwa Kemenpora sangat prihatin dengan adanya dugaan praktik percaloan dalam penjualan langsung tiket fisik ("offline"), khusus kategori tiga di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat.
Menurut dia, reformasi sepak bola itu bukan cuma tentang bagaimana memasukkan bola ke gawang, tetapi juga memperbaiki manajemen termasuk soal tiket. Jika masalah tiket saja tidak beres, lanjut Gatot, PSSI tidak perlu repot-repot mengumbar tentang prestasi.
"Tiket ini kan bukan persoalan kemarin sore, bukan masalah baru. Seharusnya masalah calo itu bisa diatasi. Jangan sampai tiket itu bergentayangan di calo," tutur Gatot.
Dia pun meminta PSSI memperbaiki komunikasi dengan penggemar sepak bola nasional. Jika terjadi permasalahan seperti halnya tiket yang merugikan banyak orang, PSSI seharusnya hadir dan memberikan konfirmasi langsung.
Gatot menegaskan pihak Kemenpora tidak mau percaloan ini terus berulang, apalagi Indonesia sebentar lagi dihadapkan pada pergelaran besar, Asian Games 2018, yang diselenggarakan di Jakarta dan Palembang.
Praktik calo memang terjadi pada penjualan tiket semifinal leg pertama semifinal Piala AFF 2016 antara Indonesia melawan Vietnam yang akan digelar di Stadion Pakansari Cibinong, Bogor. Mereka memanfaatkan kesempatan setelah PSSI dan pihak penyelenggara lokal memutuskan menjual 10.000 tiket kategori tiga seharga Rp100.000 per lembar dalam bentuk fisik ("offline"), setelah penjualan dari sistem daring ("online") kerap mengalami gangguan.
Berdasarkan laporan dari kantor berita Antara, satu orang calo di sekitar lokasi penjualan tiket mengaku menjual tiket seharga Rp225.000. Walau dihargai lebih dari dua kali lipat harga normal, tiket itu cukup laku dibeli calon penonton laga tim nasional.
Selain itu, seorang diduga calo tiket semifinal leg pertama Piala AFF 2016, tertangkap tangan miliki 12 lembar tiket pertandingan tersebut. Pria paruh baya bernama Wahyudi tersebut menjual tiketnya dengan harga Rp250.000.
Padahal, dalam pertemuan dengan para pewarta Kamis kemarin, PSSI sudah menyatakan pembelian tiket kategori tiga di GBK harus menyertakan KTP atau SIM dan maksimal pembelian empat tiket untuk satu orang, demi menghindari praktik calo.
Terang saja itu membuat kecewa ratusan calon pembeli tiket di Stadion Gelora Bung Karno. Mereka yang berasal dari berbagai daerah harus rela menghadapi kenyataan 10.000 tiket kategori tiga seharga Rp100.000 harus habis dalam waktu sekitar dua jam setelah loket dibuka pada 08.00 WIB.
PSSI dan pihak panitia penyelenggara memang menyediakan 10.000 lembar tiket khusus kategori tiga yang dijual secara fisik ("offline") di pintu utara Stadion Gelora Bung Karno, Senayan.
Panitia penyelenggara sendiri menyediakan tiket dengan tiga kategori yaitu VIP/kategori satu dengan harga Rp300 ribu, kategori dua Rp200 ribu dan kategori tiga Rp100 ribu.
Untuk VIP, penyelenggara menyediakan 1.500 tiket. Kelas dua ada 4.000 tiket dan kelas tiga 21.000 tiket. Selain "offline", tiket juga dijual secara daring melalui laman kiostix.com.
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara