Menuju konten utama

Gangguan Hormon pada Wanita: Penyebab hingga Cara Mengatasinya

Berikut penjelasan mengenai gangguan hormon pada wanita, mulai dari penyebab, ciri ciri, hingga cara mengatasi gangguan hormon pada wanita.

Gangguan Hormon pada Wanita: Penyebab hingga Cara Mengatasinya
Ilustrasi gangguan hormon pada wanita . FOTO/iStockphoto

tirto.id - Gangguan hormon pada wanita merujuk pada kondisi ketidakseimbangan hormon dalam tubuh yang disebabkan oleh berbagai faktor. Lalu sebenarnya apa itu gangguan hormon pada wanita?

Gangguan hormon pada wanita terjadi ketika terdapat jumlah hormon yang berlebihan atau kurang dalam tubuh. Gangguan hormon ini dapat memengaruhi berbagai proses dan fungsi tubuh.

Pada dasarnya, hormon adalah zat kimia dalam tubuh yang berperan sebagai pembawa pesan untuk mengatur dan mengoordinasikan berbagai fungsi organ dan sistem tubuh.

Hormon menyampaikan pesan melalui peredaran darah, memengaruhi sel-sel target yang memiliki reseptor hormon yang sesuai.

Lantas, apa penyebab gangguan hormon pada wanita? Untuk memahaminya, simak penjelasan berikut yang akan membahas penyebab gangguan hormon, ciri ciri gangguan hormon pada wanita, cara mengatasi gangguan hormon pada wanita dan obat gangguan hormon pada wanita.

Penyebab Gangguan Hormon pada Wanita

Penyebab gangguan hormon pada wanita dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat dibagi menjadi dua kategori yakni faktor medis dan faktor non-medis.

Dikutip dari artikel "What to Know About Hormonal Imbalances" (2023) dalam situs Medical News Today, dijelaskan penyebab gangguan hormon pada wanita adalah sebagai berikut.

Pada faktor medis, penyebab gangguan hormon mencakup gangguan pada kelenjar endokrin, antara lain:

  • Diabetes, yang disebabkan oleh kurangnya produksi hormon insulin.
  • Hipertiroidisme dan hipotiroidisme, yang merupakan kelainan pada aktivitas kelenjar tiroid.
  • Penyakit addison, yang disebabkan oleh kurangnya produksi hormon oleh kelenjar adrenal.
  • Sindrom cushing, yang terjadi ketika kelenjar adrenal memproduksi terlalu banyak kortikosteroid.
  • Akromegali, yang merupakan kelebihan produksi hormon pertumbuhan.
  • Hiperglikemia dan hipoglikemia, yang melibatkan produksi hormon glukagon dan insulin yang berlebihan.
  • Nodul tiroid tunggal dan tumor pada kelenjar hipofisis.
  • Tumor jinak dan kista pada kelenjar endokrin.
  • Hiperplasia adrenal kongenital (kekurangan kortisol).
  • Kanker yang melibatkan kelenjar endokrin.
  • Efek samping kemoterapi dan radioterapi.
  • Kekurangan yodium yang menyebabkan gondok.
Adapun kategori non-medis yang menjadi penyebab gangguan hormon pada wanita antara lain:

  • Stres kronis.
  • Pola makan dan nutrisi yang buruk.
  • Kelebihan berat badan.
  • Penggunaan penggantian hormon atau kontrasepsi.
  • Penyalahgunaan obat steroid anabolik.
  • Paparan racun, polutan, dan bahan kimia yang mengganggu endokrin, termasuk pestisida dan herbisida.
Selain itu, wanita secara alami mengalami beberapa periode ketidakseimbangan hormon selama hidup mereka. Periode gangguan hormon tersebut terjadi seperti saat pubertas, menstruasi, kehamilan, persalinan, dan menyusui.

Ciri-Ciri Gangguan Hormon pada Wanita

Ciri-ciri gangguan hormon pada wanita dapat bervariasi tergantung pada kelenjar mana yang terpengaruh. Masih dilansir dari artikel Medical News Today, ciri-ciri gangguan hormon pada wanita antara lain:

  1. Perubahan mood atau mood swings;
  2. Sembelit atau diare;
  3. Siklus menstruasi tidak teratur;
  4. Infertilitas;
  5. Nyeri di perut atau punggung saat menstruasi;
  6. Rendahnya gairah seksual;
  7. Insomnia atau mengalami gangguan tidur lainnya;
  8. Peningkatan atau penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan;
  9. Tulang rapuh;
  10. Hirsutisme atau pertumbuhan rambut berlebihan, terutama pada area yang tidak biasa;
  11. Ruam pada kulit.
Penting untuk diingat bahwa gejala gangguan hormon yang dialami wanita dapat berbeda-beda. Penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika mengalami gejala gangguan hormonal untuk diagnosis dan memperoleh penanganan yang tepat.

Cara Mengatasi Gangguan Hormon pada Wanita

Dalam artikel Hormonal Imbalance pada situs Cleveland Clinic dijelaskan cara mengatasi gangguan hormon pada wanita dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya.

Jika terdapat kadar hormon yang lebih rendah dari normal, terapi penggantian hormon merupakan pilihan utama. Pengobatan ini dapat melibatkan penggunaan obat secara oral atau melalui suntikan, tergantung pada hormon yang kurang.

Sebagai contoh, pada kasus hipotiroidisme (kadar hormon tiroid rendah), dokter dapat meresepkan pil hormon tiroid sintetis.

Sedangkan jika terdapat kekurangan hormon pertumbuhan, penggunaan suntikan hormon pertumbuhan sintetis mungkin diperlukan.

Di sisi lain, jika kadar hormon lebih tinggi dari normal, penanganan dapat melibatkan berbagai pilihan, seperti penggunaan obat, prosedur bedah, terapi radiasi, atau kombinasi dari ketiganya.

Misalnya, pada kasus prolaktinoma (tumor jinak yang meningkatkan hormon prolaktin), dokter dapat meresepkan obat untuk mengecilkan tumor atau melakukan operasi untuk mengangkatnya.

Selain pengobatan medis, penyedia layanan kesehatan juga dapat merekomendasikan perubahan gaya hidup, termasuk manajemen stres dan rutin berolahraga, sebagai bagian dari penanganan gangguan hormon pada wanita.

Penting untuk mencari bantuan profesional dan diskusi terbuka dengan penyedia layanan kesehatan untuk menentukan opsi pengobatan yang paling sesuai dengan kondisi dan kebutuhan individu.

Obat Gangguan Hormon pada Wanita

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa cara mengatasi gangguan hormon pada wanita dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya. Dengan demikian, tiap wanita yang mengalami gangguan hormon memerlukan jenis pengobatan yang berbeda.

Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan rencana pengobatan yang sesuai dengan kebutuhan individu.

Masih dinukil dari situs Medical News Today, berikut ini beberapa referensi obat gangguan hormon pada wanita.

1. Hormon atau kontrasepsi

Bagi mereka yang tidak berencana untuk hamil, obat-obatan yang mengandung estrogen dan progesteron dapat membantu mengatur siklus haid yang tidak teratur dan gejala-gejala lainnya.

Kontrasepsi tersedia dalam bentuk pil, cincin, koyo, suntikan, atau alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).

2. Estrogen vaginal

Untuk mengatasi kekeringan vagina yang berhubungan dengan perubahan kadar estrogen, krim yang mengandung estrogen dapat dioleskan langsung ke jaringan vagina untuk mengurangi gejala.

Mereka juga dapat menggunakan tablet dan cincin estrogen untuk meredakan kekeringan pada vagina.

3. Obat pengganti hormon

Obat-obatan tersedia untuk mengurangi gejala berat yang terkait dengan menopause untuk sementara, seperti hot flashes atau keringat malam.

4. Eflornithine (Vaniqa)

Krim resep ini dapat memperlambat pertumbuhan rambut yang berlebihan pada wajah wanita.

5. Obat anti-androgen

Obat-obatan yang menghambat hormon androgen, yang dominan pada pria, dapat membantu mengendalikan jerawat yang parah dan pertumbuhan atau kerontokan rambut yang berlebihan.

6. Clomiphene (Clomid) dan Letrozole (Femara)

Obat-obatan ini membantu merangsang ovulasi pada penderita sindrom ovarium polikistik (PCOS) yang sedang berusaha untuk hamil.

Dokter juga dapat memberikan suntikan gonadotropin pada mereka yang mengalami PCOS dan masalah kesuburan untuk meningkatkan kemungkinan hamil.

7. Teknologi reproduksi bantuan

Fertilisasi in vitro (IVF) dapat digunakan untuk membantu mereka yang memiliki komplikasi PCOS untuk hamil.

Baca juga artikel terkait TIMELESS atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Dhita Koesno