tirto.id - Stres adalah respons natural dari pengalaman hidup sehari-hari. Ketika kamu mengalami berbagai pengalaman yang tidak menyenangkan, maka secara natural tubuh, pikiran, dan emosimu akan bereaksi.
Pengalaman hidup yang bisa membuatmu stres misalnya saja, perihal tanggung jawab sehari-hari seperti pekerjaan dan keluarga, hingga kejadian tak terduga yang sangat mengejutkan, seperti kematian orang tercinta.
Menurut situs Healthline, tubuh merespons stres dengan melepaskan hormon yang dapat meningkatkan detak jantung dan pernapasan.
Selain itu, stres juga menyiapkan otot-otot tubuhmu agar dapat merespons dengan baik.
Namun jika respons stres yang kamu alami berlangsung terus-menerus, bahkan level stres terus mengalami peningkatan, maka stres dapat berdampak buruk bagi kesehatan tubuh.
Oleh karena itu, kamu perlu waspada jika mengalami beberapa gejala stres kronis berikut ini:
- Kamu cepat sekali marah
- Kamu mengalami kecemasan berlebihan
- Kamu mengalami depresi
- Kamu sering merasa sakit kepala
- Kamu sering mengalami insomnia atau sulit tidur
Dampak Stres Pada Tubuh
Berbagai gejala stres kronis itu dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada kesehatan tubuh.
Berikut adalah beberapa dampak stres pada tubuh yang perlu kamu perhatikan, seperti dilansir laman Medical News Today, agar kamu dapat mengantisipasi berbagai gangguan kesehatan ini.
1. Gangguan pada sistem saraf pusat
Jika kamu stres berkepanjangan maka akan terjadi gangguan pada sistem saraf pusat yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.
Gangguan pada sistem saraf pusat akan menimbulkan:
- Sakit kepala
- Depresi
- Insomnia
Stres berkepanjangan juga dapat membuat sistem kekebalan tubuhmu berkurang.
Ketika kamu stres, tubuhmu akan bersiap menghadapi berbagai kemungkinan cedera atau infeksi. Tubuh lalu mengaktifkan sistem kekebalan yang melindungi tubuh dari bahaya luar.
Namun, jika stres yang kamu alami berkepanjangan, maka pelepasan faktor kekebalan jangka panjang, seperti sitokin proinflamasi, dapat menyebabkan peradangan kronis. Peradangan kronis merupakan faktor risiko penyakit seperti aterosklerosis.
3. Gangguan pada sistem pencernaan
Stres berkepanjangan dapat memengaruhi interaksi antara otak dan usus. Pengaruh interaksi ini berupa:
- Gerakan otot polos
- Sensasi usus yang dalam
- Sekresi asam lambung
- Permeabilitas yang berpotensi menyebabkan sindrom usus bocor, gangguan gastrointestinal
- Reproduksi sel dan aliran darah di usus
- Mikrobioma usus
4. Gangguan pada sistem reproduksi
Stres berkepanjangan dapat menyebabkan masalah libido, orgasme, termasuk mempertahankan ereksi pada laki-laki.
Pada laki-laki stres dapat memengaruhi produksi sperma dan pematangan sperma. Kemudian pada perempuan, stres selama kehamilan atau masa nifas dapat berdampak signifikan pada kesehatan.
Selain itu, kamu mungkin juga akan mengalami perubahan siklus menstruasi karena stres yang tak kunjung selesai. Menstruasi dapat berhenti, atau menjadi tidak teratur. Di samping itu, kalau kamu stres, mungkin kamu akan mengalami beberapa gejala pramenstruasi yang cukup parah.
5. Gangguan pada sistem muskuloskeletal
Sejumlah penelitian telah menemukan hubungan antara stres dengan pekerjaan, serta berkembangnya nyeri kronis.
Jika ritme pekerjaanmu monoton, serta kamu tidak memiliki banyak dukungan sosial, maka akan muncul sejumlah faktor risiko pada sistem muskuloskeletal, seperti nyeri punggung bawah.
6. Gangguan pada sistem kardiovaskular
Ketika kamu mengalami stres berkepanjangan, maka sistem kardiovaskular mempersiapkan tubuh untuk melakukan perlawanan. Persiapan yang dilakukan oleh sistem kardiovaskular ini dapat meningkatkan:
- Detak jantung
- Kekuatan kontraksi jantung
- Pelepasan epinefrin, norepinefrin, dan kortisol
- Aliran darah ke kelompok otot utama
Ditambah lagi, stres kronis akan membuatmu rentan terkena tekanan darah tinggi, serangan jantung, dan stroke.
7. Gangguan pada sistem endokrin
Stres kronis dapat mengurangi sensitivitas insulin. Ini terjadi karena ada peningkatan hormon epinefrin dan kortisol yang memengaruhi respons tubuh terhadap insulin. Kortisol juga dapat menyebabkan peningkatan penumpukan lemak di perut.
8. Gangguan pada sistem pernapasan.
Kamu mungkin akan mengalami kesulitan bernafas saat stres melanda. Ini bisa terjadi karena adanya respons tubuh terhadap stres yaitu adanya kontraksi antara saluran udara antara paru-paru dan hidung.
Ketika kamu dalam keadaan sehat, maka efek ini biasanya tidak berbahaya. Namun, efek ini amat berdampak pada orang dengan masalah pernapasan, seperti asma, emfisema, dan bronkitis kronis.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno