Menuju konten utama

Fakta Reog Ponorogo Diakui UNESCO & Keuntungan untuk Indonesia

Fakta-fakta reog Ponorogo diakui menjadi warisat budaya tak benda asal Indonesia oleh UNESCO. Apa keuntungannya untuk Indonesia?

Fakta Reog Ponorogo Diakui UNESCO & Keuntungan untuk Indonesia
Warga menyaksikan dua dadak merak beraksi saat pertunjukan kesenian reog di Alun-alun Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (11/2/2023). Pertunjukan gratis yang bisa dinikmati warga itu digelar oleh Pemkot Surabaya sekaligus sebagai upaya melestarikan kesenian reog. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/tom.

tirto.id - United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) resmi mengakui reog Ponorogo sebagai warisan budaya tak benda kategori In Need of Urgent Safeguarding. Lantas, apa keuntungannya untuk Indonesia?

Dilansir dari situs Kementerian PANRB, penetapan reog Ponorogo sebagai warisan budaya tak benda dilakukan melalui Sidang Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage Sesi ke-19.

Sidang tersebut berlangsung di Asunción, Paraguay, pada Selasa (3/12/2024). Mohamad Oemar, Duta Besar dan Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas pengakuan ini saat memimpin Delegasi Indonesia dalam sidang tersebut.

Oemar menjelaskan bahwa pengakuan ini berperan penting dalam memperkuat citra seni reog Ponorogo. Ia juga menekankan bahwa hal tersebut mencerminkan komitmen Indonesia untuk menjaga identitas budaya demi generasi mendatang.

Saat ini, Indonesia memiliki 14 warisan budaya tak benda yang diakui dunia. Sebelumnya, Indonesia telah berhasil memperoleh pengakuan internasional untuk berbagai warisan budayanya, termasuk wayang, keris, batik, angklung, tari saman, dan gamelan.

Fakta-Fakta Reog Ponorogo Diakui UNESCO

Pengakuan UNESCO terhadap reog Ponorogo menjadi momen penting dalam sejarah pelestarian budaya Indonesia. Dengan pengakuan ini, seni pertunjukan khas Jawa Timur tersebut semakin diakui sebagai warisan budaya tak benda yang harus dijaga dan dilestarikan. Berikut ini beberapa fakta menarik tentang reog Ponorogo yang diakui oleh UNESCO:

1. Reog Ponorogo sempat gagal diajukan ke ICH UNESCO pada 2022

Reog Ponorogo sempat gagal diusulkan menjadi warisan budaya tak benda alias Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO oleh Pemerintah Indonesia pada 2022.

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebelumnya pernah mengajukan berkas pendaftaran Reog Ponorogo ke ICH UNESCO, pada 12 Maret 2022.

Sayangnya, pada 7 April 2022, Kemdikbud memutuskan untuk memprioritaskan Jamu sebagai warisan budaya tak benda. Hal ini membuat reog Ponorogo batal masuk dalam daftar pengusulan tahun tersebut.

2. Reog Ponorogo diajukan kembali ke UNESCO pada 2023

Setelah gagal pada 2022, reog Ponorogo kemudian diajukan kembali ke UNESCO pada 2023. Masih dikutip dari Kemdikbud, Dirjen Kemdikbud Ristek, Hilman Farid mengabarkan bahwa reog Ponorogo telah resmi masuk dalam daftar pengajuan ICH UNESCO.

Berdasarkan data di laman resmi UNESCO, seni pertunjukan reog Ponorogo terdaftar dengan nomor pengusulan 01969 dan masuk dalam kategori Urgent Safeguarding List (USL) tertanggal 30 Maret 2022. Pengusulan inilah yang menjadi awal disahkannya reog Ponorogo sebagai ICH UNESCO tahun ini.

3. Reog Ponorogo yang diakui UNESCO punya sejarah panjang

Reog Ponorogo memiliki sejarah panjang yang berasal dari masa Kerajaan Kediri pada abad ke-11. Cerita rakyat menyebutkan bahwa wilayah Ponorogo dahulu dikenal sebagai Wengker dan menjadi pusat Kerajaan Bantarangin yang dipimpin oleh Prabu Klana Sewandono, seorang raja muda yang bijaksana.

Mengutip situs Kemdikbud, kisah Reog bermula ketika Sang Prabu jatuh cinta pada Putri Songgolangit dari Kerajaan Kediri dan berusaha memenangkannya dengan menciptakan sebuah pertunjukan yang belum pernah ada sebelumnya.

Demi memenuhi permintaan Putri Songgolangit, Prabu Klana Sewandono, dibantu Patih Pujangga Anom, menyusun pertunjukan yang unik. Mereka memanfaatkan Singo Barong, makhluk berkepala harimau dengan burung merak yang bertengger di atasnya.

Pertunjukan ini dihiasi bunyi-bunyian tradisional, tarian, dan arak-arakan, yang kemudian menjadi dasar seni reog Ponorogo seperti yang dikenal saat ini. Setiap elemen dalam pertunjukan ini memiliki makna filosofis yang mendalam, mencerminkan perlawanan antara kebaikan dan kejahatan.

4. Keuntungan Indonesia lewat pengakuan reog Ponorogo oleh UNESCO

Sulaiman Syarif, Duta Besar RI untuk Argentina, Uruguay, dan Paraguay sekaligus Wakil Ketua Delegasi RI dalam Sidang ICH, menyatakan bahwa pengakuan UNESCO terhadap reog Ponorogo akan memperkuat hubungan budaya Indonesia dengan berbagai negara.

Masih mengutip laman Kementerian PANRB, hal itu tidak hanya berdampak positif di kawasan Amerika Latin, tetapi juga di tingkat global. Selain itu, pengakuan UNESCO terhadap reog Ponorogo merupakan pencapaian penting bagi Indonesia dalam menjaga dan melestarikan kekayaan warisan budayanya.

Baca juga artikel terkait PERISTIWA atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Yonada Nancy & Dipna Videlia Putsanra